Laman

Minggu, 27 September 2009

BELAJAR UNTUK PERCAYA

Mungkin kita kerap bertanya, jika Tuhan mengasihi saya, mengapa Dia
mengizinkan hal yang buruk terjadi? Hal ini juga pernah saya
pertanyakan ketika dokter mengatakan mama sakit kanker stadium tiga.
Kaki saya terasa lemas dan pikiran saya begitu kacau. Padahal saya
sudah berdoa puasa beberapa bulan untuk kesembuhan mama. Padahal baru
saja papa dan mama menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
beberapa hari yang lalu. Namun, mengapa kenyataan ini harus kami
hadapi? Sungguhkah Yesus mengasihi kami?

Alkitab mencatat bahwa Yesus mengasihi Lazarus (ayat 3). Namun,
mengapa ketika Tuhan Yesus mendengar bahwa Lazarus sedang sakit, Dia
tidak segera datang ke Betania untuk menyembuhkannya? Sebaliknya,
Tuhan Yesus justru menunda kedatangannya dan membiarkan Lazarus mati.
Apakah Yesus sungguh-sungguh mengasihi Lazarus, Maria, dan Marta? Ya,
Tuhan sangat mengasihi mereka, tetapi Tuhan juga punya maksud dan
rencana yang kerap kali tidak kita mengerti, sehingga membiarkan
semua itu terjadi.

Terkadang Tuhan membiarkan kita masuk ke dalam lembah kekelaman.
Terkadang juga Tuhan membiarkan "seolah-olah" kita ditinggal
sendirian. Namun, pada saat-saat seperti itulah sesungguhnya iman
kita sedang diuji. Tuhan membiarkan kita mengalami masa-masa gelap
dengan satu tujuan, yaitu agar kita belajar untuk percaya (ayat 15).
Saat masa-masa gelap itu datang, maukah kita belajar percaya bahwa
Tuhan tetap berdaulat dan mempunyai rencana indah di balik semua
masalah yang sedang kita hadapi?

DISAAT KITA TIDAK MENGERTI MENGAPA SEMUA HARUS TERJADI

MARILAH KITA BELAJAR UNTUK TETAP PERCAYA PADA KEBAIKAN HATI TUHAN

Sumber : Siregar, Marline Louister (PTI - SOR)

0 komentar: