Laman

Kamis, 08 April 2010

Anda spesial

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik. Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepadahadirin,

"Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

"Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini."

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?" Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

"Baiklah," jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya. Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.

"Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.

"Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.

Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.-

Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti.

Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan.
Jangan pernah lupa - Anda spesial...!!!

“Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18b)

kembali ke depan
selengkapya...

Selasa, 06 April 2010

sudah teratur pada tempatnya

Ada seorang petani yang punya kebun sangat luas. Segala macam tanaman, khususnya buah-buahan ada di dalamnya. Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, dengan hati yang gembira pak tani itu pergi ke kebunnya untuk memetik sebagaian dari buah-buahan untuk dijual.begitu gembiranya ia memetik buah-buahan, sehingga tidak terasa hari sudah hampir sore dan ia baru inga kalau ia belum makan.
Sambil bersiul ia berjalan hendak berteduh di bawah pohon besar yang daunnya rindang untuk membuka bekal makan siangnya. Wah, ternyata ia lupa membawa bekal dari rumah. Ia sangat kecewa, namun tiba-tiba rasa laparnya hilang ketika sekali lagi ia memandang ke seluruh kebunya dan melihat begitu melimpahnya buah-buahan yang siap untuk dipetik dan dijual.
Ia kemudian duduk melepaskan lelah di bawah pohon besar itu. Tidak jauh dari tempat ia duduk, ada buah labu yang sangat besar. Petani itu kemudian berbaring di tanah sambil menengadah ke atas mengamati pohon besar tempatnya berlindung. Ia bergumam, ”Ah....ternyata Tuhan tidak adil, masakan pohon yang besar seperti ini diberikan buah yang kecil seperti kelereng. Sementara labu yang batangnya kecil bisa menghasilkan buah yang sangat besar, mungkin beratnya berlipat kali bila dibandingkan dengan pohonnya. Aku heran apa yang ada dalam pikiran Tuhan ketika menciptakan ini semua?”
Sementara merenungi apa yang ia saksikan, tiba-tiba ada satu buah kecil yang jatuh dari pohon tempatnya bernaung. Buah itu jatuh tepat menimpa hidungnyasehingga ia merasa kesakitan. Spontan petani tersebut beryeriak, ”Aduh...buah sekeci ini kok jatuhnya tepat di hidungku ya?..eh untung juga buahnya kecil. Andai kata besarnya seperti labu ini, jangankan hidung, kepalaku pun akan ikut pecah. Wah, beruntung sekali buah pohon ini kecil. Tuhan ...ternyata segala sesuatu engkau sudah atur pada tempatnya. Betapa ajaib karyaMu. Betapa aku bersyukur untuk semua yang tersedia dan Engkau ciptakan. Tidak ada yang bisa melampaui apa yang Engkau sudah rancangkan bagi manusia....”

kembali ke depan
selengkapya...

Jumat, 02 April 2010

Saya kan Masih Muda...

Ayat bacaan: Bilangan 27:18
======================
"Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya"

"Ah nanti saja, saya kan masih muda..biarkan yang tua-tua saja duluan, saya ikut 'gerbong terakhir' ntar.." canda seorang siswa di kampus ketika di ajak teman-temannya untuk berdoa. Candaan ini bukan baru pertama kali saya dengar. Saya merasa geli sendiri, apa 'gerbong kereta' menuju Tuhan itu mungkin bakal kepenuhan? Mengapa harus yang tua-tua duluan sementara yang muda belakangan? Secara logika pada umumnya memang yang muda akan memiliki waktu yang lebih panjang di banding orang yang sudah tua. Namun siapa yang bisa memastikan bahwa 'gerbong terakhir' itu akan tetap tersedia? Bagaimana jika kita keburu dipanggil menghadap Tuhan sebelum 'gerbong terakhir' itu sampai kepada kita?

Alkitab memberi banyak contoh orang-orang yang dipakai sejak muda. Ada Yoas, yang menjadi raja sejak usia 7 tahun (2 Raja-Raja 11:21) dan memerintah selama 40 tahun. Yoas sejak muda sudah menunjukkan kemampuannya memimpin, dan dikatakan ia selalu melakukan apa yang benar. "Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia." (12:2). Kita bisa melihat bahwa usia bukanlah kendala untuk hidup benar. Usia tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda hidup yang penuh ketaatan. Yoas tidak saja hidup berkenan di hadapan Tuhan, ia bahkan bisa menjadi seorang pemimpin hingga kurun waktu yang panjang. Dalam kisah lain kita tahu bagaimana Daud mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin dari Gat, di usia yang masih sangat muda. Tidak saja muda, bahkan dikatakan Daud pada waktu itu masih sangat muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. (1 Samuel 17:42). Tapi kita tahu apa yang terjadi selanjutnya. Dalam kisah Daud pun kita melihat hal yang sama, bahwa siapapun manusia, meski masih sangat muda sekalipun bisa dipakai Tuhan. Artinya tanpa pandang usia, kita semua haruslah mau belajar sejak dini untuk hidup kudus, taat pada firman Tuhan dan berjalan mengikuti kehendakNya.

Dalam kisah Yosua kita melihat bagaimana proses peralihan tampuk kepemimpinan perjalanan bangsa Israel dari Musa kepada dirinya. Tuhan tahu bahwa tugas yang akan diemban Yosua tidaklah mudah. Yosua pun tahu bahwa tanggungjawab yang diletakkan di atas pundaknya begitu berat. Tapi lihatlah bagaimana Tuhan menyiapkan Yosua. Sejak awal Yosua rajin mengikuti Musa kemanapun Musa pergi. Ketika Musa mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Yosua pun ikut menyaksikan, bahkan ia terus bertahan di sana karena terpana menyaksikan kemuliaan Tuhan. "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11). Sejak muda Yosua sudah dilatih. Dan ketika saatnya tiba, Tuhan masih menyuruh Musa untuk meneguhkan Yosua. "Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu." (Ulangan 3:28).

Sebuah pertanyaan lain mungkin muncul. Mengapa harus Yosua yang dipilih? Yosua dipilih karena ia adalah seorang pemuda yang takut akan Tuhan. Meski masih muda, ia sudah menunjukkan loyalitas tinggi baik kepada Musa maupun Tuhan. Ayat bacaan hari ini menggambarkan bagaimana Allah berkenan kepada Yosua. "Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya" (Bilangan 27:18). Yosua adalah seorang yang penuh roh di usia mudanya. Yosua tidak menunggu hingga tua dulu baru taat, tapi ia sudah menjadikan ketaatan sebagai karakter dan gaya hidupnya sejak muda. Di bagian lain hal ini kembali ditegaskan. "Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa." (Ulangan 34:9).

Kepada teman-teman yang masih berusia muda, jangan jadikan usia sebagai halangan atau alasan untuk melakukan kehendak Tuhan, termasuk melayani, melakukan pekerjaanNya. Tuhan meminta anda-anda yang masih muda untuk mampu tampil sebagai teladan, baik dalam perkataan, tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian. (1 Timotius 4:12). Mungkin di usia muda anda merasa belum mampu, itu wajar. Tapi bukankah apa yang diminta Tuhan hanyalah kerelaan kita dan bukan kemampuan atau kehebatan kita? Bukankah Tuhan adalah Allah yang menyediakan? Kepada orang-orang yang dipakaiNya pun Dia pasti selalu menyediakan segala sesuatu terlebih dahulu termasuk menganugerahkan Roh Kudus agar kita dimampukan menjadi saksi-saksiNya. (Kisah Para Rasul 1:8). Jangan tunggu 'gerbong terakhir', tapi segeralah naik ketika 'gerbong' kesempatan itu hadir di hadapan anda sebelum terlambat. Jangan tunda karena tidak ada yang tahu berapa lama kita punya kesempatan di dunia ini. Tuhan mampu memakai siapapun, termasuk yang masih muda, dan Dia akan melengkapi dengan cukup agar anda mampu. Tuhan siap menyediakan perkara-perkara besar kepada orang-orang muda yang setia. Take the chance before it's too late. Are you ready?

Usia muda bukanlah halangan untuk setia melakukan kehendakNya


kembali ke depan
selengkapya...

Yang Merendah Yang Ditinggikan

"Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1 Petrus 5:6)"

Baiklah kita ingat bahwa ayat di atas adalah bagian sebuah surat Rasul Petrus kepada gereja purba yang sedang menderita karena iman mereka kepada Kristus (bukan karena jahat, melanggar hukum atau tidak pintar bergaul). Alih-alih membenarkan dan memperkuat ego mereka, Rasul Petrus malah meminta umat Kristen yang sedang susah itu agar merendahkan diri mereka. Ya, orang-orang yang menderita karena benar dan berbuat baik itu disuruh merendahkan dirinya. Hebat sekali.

Ajakan Rasul Petrus ini mengingatkan kita orang-orang Kristen masa kini agar tidak menjadi orang-orang sombong dan congkak, apalagi ketika kita merasa diri kita benar dan baik, dan dekat dengan Tuhan. Kebenaran, bahkan penderitaan karena iman dan kebenaran, bukanlah alasan untuk meninggikan diri, menganggap diri lebih suci atau mulia dibanding orang lain. Sebagai orang-orang benar sekali pun kita tetap harus rendah hati. Sebagai orang-orang pilihan Tuhan sekali pun kita tetap harus bertobat dan senantiasa berjuang melawan kehendak jahat yang ada dalam diri sendiri.

Namun bukan hanya itu. Rasul Petrus juga mengingatkan dalam kesukaran dan penderitaan kita harus merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, sebab hanya dalam kerendahan hati itulah kita sungguh-sungguh mengakui dan karena itu mengalami kekuatan dan kemuliaan kasihNya. Sebab Allah bukan hanya menyembunyikan wajahNya tetapi juga sangat membenci orang-orang congkak atau tinggi hati. Persis seperti kata Yesus: barangsiapa meninggikan dirinya akan direndahkan Allah, tetapi siapa yang yang merendahkan dirinya justru akan ditinggikan Allah.

Doa:
Ya Tuhan, kami merendahkan diri kami di hadapanMu mengaku: sekali pun kami merasa beriman dan benar, kami tetap tidak bebas dari kekeliruan dan kesalahan. Ya, kami mengaku tidak sempurna. Sebab itu ajarlah kami senantiasa rendah hati dan mengakui kami memerlukan pertolonganMu. Sadarkanlah hati kami, ya Tuhan, janganlah biarkan umatMu jatuh atau sesat karena kesombongannya. Dalam Yesus. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...

Menguji Iman Sendiri

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika kamu tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (2 Kor 13:5)"

Apa boleh buat, kita memang hidup di tengah masyarakat telat berkembang, yang bukan saja kurang serius kepada hal-hal pemeriksaan, penyelidikan dan pengujian, tetapi juga seringkali tidak jujur. Lihatlah! Begitu banyak pemilik kenderaan pribadi apalagi umum yang merasa tidak punya waktu, tidak penting, atau tidak perduli untuk memeriksa kondisi kenderaannya sebelum berangkat. Lebih parah, pemilik armada angkutan udara dan laut juga sama sifatnya, sehingga wajar saja kecelakaan pesawat terbang dan kapal banyak terjadi. Jalan-jalan rusak karena truk-truk yang kelebihan muatan kongkalikong dengan jembatan timbang yang seharusnya bertugas memeriksa dan menguji mereka. Di dunia akademik, selain siswa/ mahasiswa banyak yang masih gemar mencontek kadang guru-guru juga membocorkan soal ujian, dengan motif pribadi atau malah kesepakatan sekolah! Fit and proper tes yang dilakukan parlemen sulit diketahui kebenarannya karena juga sarat dengan suap dan korupsi.

Namun ada lagi yang lebih parah. Banyak orang di negeri ini, entah ajaran dari mana, yang sangat takut memeriksa dan menyelidiki dirinya sendiri. Alhasil banyak orang baru tahu penyakitnya setelah parah, dan selanjutnya datang ke rumah sakit terlambat. Alih-alih ingin mengetahui keadaan diri sebenarnya, banyak orang malah memelihara bayangan dan harapan palsu tentang dirinya. Itulah sebabnya para dukun sangat laris, apalagi yang membawa-bawa Alkitab dan nama Yesus, sebab mereka tahu betul banyak orang tidak suka mengetahui kondisi dirinya sesungguhnya, dan karena itu ingin mendengar “kabar baik walau bohong”.

Firman hari ini mengajak kita agar senantiasa memeriksa dan menguji diri kita sendiri: kesehatan fisik dan psikis, kemampuan mental dan intelektual, serta kondisi rumah dan berbagai peralatan rumah tangga yang kita gunakan sehari-hari. Lebih dari itu firman hari ini menantang kita juga memeriksa iman dan spiritualitas kita. Bagaimana keadaan sebenarnya iman kita kepada Tuhan? Jika diselidiki dan diuji secara mendalam: apakah kita taat kepada Tuhan, mengasihi sesama, dan penuh dengan pengharapan?

Seorang teolog mengatakan ada 4(empat) situasi hidup yang bisa kita pergunakan sebagai alat untuk membantu kita menguji iman dan spiritualitas kita. Pertama: saat kita sedang marah. Kedua: saat kita sedang sendirian dan kesepian, tak seorang pun ada di dekat dan melihat kita. Ketiga: saat kita sedang memiliki suatu obsesi atau keinginan yang sangat kuat. Keempat: saat kita berkelimpahan uang. Pertanyaan menguji iman: apakah ketika berada dalam kondisi-kondisi itu kita masih dapat disebut sebagai Kristen atau pengikut Yesus yang baik? Bagaimanakah iman, kasih dan pengharapan kita di saat kita sedang marah, kesepian, terobsesi, atau berkelimpahan materi? Jawablah jujur. Sebelumnya mintalah kepada Tuhan agar kamu diberikan hati yang ingin mengetahui kebenaran, atau keadaan imanmu sebenar-benarnya.

Doa:
Ya Allah, berilah kepada kami hati yang jujur dan ikhlas, agar kami selalu ingin dan berani mengetahui kondisi diri kami sebenarnya. Tolonglah dan mampukanlah kami memeriksa, menyelidiki dan mengevaluasi diri dan hidup kami. Karuniakanlah kami Roh Kudus agar kami juga menguji iman kami supaya kami tahu keadaan iman kami sesungguhnya, dan kami mau memperbaiki dan meningkatkannya. Ya Allah, berkatilah kami. Buatlah kami berbahagia dan selalu gembira bersama Yesus, Tuhan dan Juruslamat kami. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...

Belajar Bijak Kepada Semut

"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. (Amsal 6:6)"

Disamping bebal dan terlalu banyak bicara, maka sifat lain yang sangat dicela dalam kitab Amsal adalah: malas atau kemalasan. Kemalasan mendatangkan kemiskinan dan kerja paksa (Amsal 6:11, 11:24). Si pemalas adalah saudara si perusak (Amsal 18:9) sebab oleh kemalasan runtuhlah atap (Pengkotbah 10:18). Hati si pemalas penuh dengan keinginan tetapi semuanya sia-sia (Amsal 13:4). Si pemalas suka membayangkan ada singa berkeliaran di jalan-jalan sehingga dia memilih tidur-tiduran di rumah. (Amsal 26:13). Bahkan untuk memasukkan makanan yang sudah ada di depannya ke mulutnya si pemalas tidak punya daya (Amsal 16:15). Sebab itulah si pemalas dibunuh oleh keinginannya sendiri (Amsal 21:25).

Penulis Amsal menyuruh orang-orang malas agar belajar kepada semut, memperhatikan tingkah langkah hewan-hewan kecil ini, supaya mereka menjadi bijak. Kita tahu semut adalah hewan yang sangat rajin, tekun, selalu menyibukkan diri, dan hebatnya bisa bekerja sama. Dari film-film dokumenter yang dibuat kita tahu semut bukan saja mengumpulkan bahan makanan tetapi juga “bertani” sejenis jamur dan “beternak” serta melakukan berbagai aktivitas untuk mengelola kerajaannya. Satu hal lagi yang baik: semut selalu berciuman atau bersalaman (?) saban kali berjumpa.

Tuhan menganugerahkan kita manusia akal budi melampaui, melampaui, semut-semut kecil itu. Tuhan bahkan memberi kita kemampuan berimajinasi, berkreasi, berekspresi dan berorganisasi di atas semut-semut kecil itu. Sebab itu tidak ada lagi alasan bagi kita bermalas-malasan, menganggur tak punya kerjaan, atau bersikap putus asa dan apatis menghadapi masalah kehidupan. Kemampuan kita jauh melampaui semut, burung atau berang-berang. Sebab itu marilah kita bekerja dan berkarya. Marilah kita melakukan sesuatu yang konkret untuk mengatasi masalah atau membuat hidup kita lebih sejahtera dan bahagia. Marilah kita melakukan langkah nyata ke depan, tidak hanya berdiam diri atau mengeluh saja. Ya, mari kita bangkit bersama-sama.

Doa:
Ya Allah, kami mau belajar jadi menjadi orang baik dan bijak. Berilah kami semangat menyala-nyala. Desaklah kami agar rajin, tekun dan gembira berbuat berbagai kebajikan agar kehidupan di dunia ini lebih sejahtera dan membahagiakan. Bantulah kami memerangi kemalasan diri kami sendiri. Ya Allah, Engkau masih bekerja mendatangkan kebaikan sampai hari ini. Biarlah kami bekerja juga dengan kekuatan yang Kauanugerahkan dalam Yesus. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...