Laman

Rabu, 30 September 2009

KALUNG MUTIARA

Alkisah ada seorang gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari, ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, gadis cilik itu melihat sebuah kalung mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2.5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya.

Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti, sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada ibu." "Okay," kata si gadis setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, sang gadis dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulangtahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke gereja, ke supermarket, bermain, dan tidur, kecuali mandi. "Nanti lehermu jadi hijau," kata ibunya. Dia juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya.

Setiap menjelang tidur, sang ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya. Suatu hari, seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepadanya: "Anakku, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah." "Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah." "Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil kalungku." "Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Sang Ayah lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: "Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: "Anakku, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu." "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?" "Ya, jangan kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat, kan? Itu mainan favoritku. Rambutku panjang, lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah, Yah. Asal ayah jangan minta kalungku. Ya?" "Sudahlah, nak. Lupakanlah," kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Si gadis cilik terus berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak. Beberapa hari kemudian, ketika ayahnya membacakan cerita, dia duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil berkata: "Ayah, terimalah ini".

Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpidah ke tangan sang ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu Kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah, dan sangat mahal.

Ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga.

selengkapya...

Senin, 28 September 2009

JUARA

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri,sebab memang begitulah peraturannya. 

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri. 

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. 

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. 

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih." 

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. 

"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?" 

Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." 

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan. 

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. 

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. 
selengkapya...

JIKA TUHAN MENJATUHKAN BATU

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tdk bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. 

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita.
selengkapya...

Kisah Veteran Perang

Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Harry.

Harry yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar.

Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu?" tanya sang profesor.

"Oh," kata Harry, "selama perang, saya kira."

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

"Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah, "katanya.

"Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini."

Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.
"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak."

selengkapya...

Mama yang mulia

Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal
dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota
tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.

Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah,
dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga,
orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi
keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia
sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb
bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen
dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu
yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya
seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).

Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal
membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
mereka akan sangat merugikan masa depannya.

Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kimpoi lari. Ia memutuskan
untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun
ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang
pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam
kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut
dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon
pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.

Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,
perkimpoian mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,
reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut
secara perlahan2.

Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan
agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya
lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk
membiayai hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak
kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan
sangat sulit?.

Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan
sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah
dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun ia
kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang
yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu.

Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan bahwa ia
sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa
keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah
melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama
dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia
tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.

Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.

Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam,
untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di
sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan
menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua
pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya.

Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi
sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya...

Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini,
dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini,
kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup
ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi
sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang
sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.


Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa,
untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak
permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.


Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang
ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau
dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat
daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur,
ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu
tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..


Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang
ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.
Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang
sedang dilakukan oleh sang ibu ............ .

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang
tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di
hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain
bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau"
(terjemahannya "Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").


Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga
toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.

Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak
terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam
hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan
biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.


Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini.
Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak
terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak
keperluan lain yang perlu dibiayai.


Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia
meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena
ia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?"
tanya sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", kata
sang anak dengan serius.


Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan
tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2.

Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya "Dari mana kamu
mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak mencuri, kakek.

Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang
pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang
dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk
beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan
beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah" kata sang anak. Sang
pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.


Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak
segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan
tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam
tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.


"Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin
ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.

Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa
anaknya telah mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri.
Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu.


Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang
pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu
perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus
melakukannya, demi kebaikan anaknya.


Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah
tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. "Ia
sebenarnya anak yang baik", kata salah satu tetangganya.

Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah
satu tetangganya yang merupakan familinya.


Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu.
Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk
menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.


"Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat kakek
itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan
jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul
siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya.
Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya
pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk
mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.


Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,
begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak
kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu."Maafkan saya, Nak."

"Tidak Bu, saya yang bersalah".............. ..

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi
istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan
hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.


Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan,
mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari
bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya
sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung
semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup
dengan baik tanpa bantuanmu.


Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu
ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter
mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang
konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.


Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi
biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.


Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang
tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang
ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.


Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling
kota, bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali,
menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayangan
mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia
hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.


Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak
menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.
"Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kata
ibu. "Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila
bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak
uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu
bekerja lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke
rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap
saat.


Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat
senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang
anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan
mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama
ibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu",
teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis,
sang ibu berkata "Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di
sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidak
mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga
sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi", sang anak mulai menangis.


Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 "Kalau ibu
sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunya
memaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah
disini", ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak
anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.


Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu
menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan
menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan
baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi.
Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.


Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat
nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin
tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk
mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh
diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.......... ..

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja
yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani
perawatan medis secara rutin setiap bulan.


Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.

Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah
mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak
pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya,
yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai
bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu,
sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat
bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.


Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju
rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah
kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu
kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di
depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi."


Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah
mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi
tidak ada kabar.

Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut.
Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.


Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari
ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya.
Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik
mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang
tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat
anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2
imut anaknya dalam surat itu.


Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa
mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu
membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis
ia memohon agar bisa menemukan anaknya.


Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya
pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata,
bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im
yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.

Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk
memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.


Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan,
demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk
dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh
dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah.......... ..

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku
kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya.
Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak
telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi
hasilnya nihil.


Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama
dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil,
di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak
berkomat-kamit.


Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama
pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua
sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan
lemah "Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?"


Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah.
Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang
selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk
pengemis tua itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu".


Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu
bertanya, "Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak
ibu?".

Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
bumi ............... .

Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi
hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari
anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang
menganggapnya sebagai orang gila.

Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:


Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu
bahkan rela mengorbankan nyawanya..
Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda,
ataupun disaat Ibu sudah tua :


1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah
aku sebagai gantinya.

2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.


Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung
Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela
mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara
apapun ...........


Tidak diragukan lagi "Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"

Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada sebuah tindakan yang dapat
Anda lakukan, bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini),
ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA. Jangan
ditunda2. Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan
Anda, telponlah dia malam ini juga, just to say "hello". Catatlah hari
ulang tahunnya, rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu Anda. Hidangkan
makanan favoritnya, dst.

selengkapya...

Pikirkan sebelum menjawab

Anda sedang mengendarai mobil Anda dalam hujan lebat dan badai pada

malam hari. Anda melewati sebuah halte bis dan di situ ada tiga orang

sedang menunggu bis:
1.Seorang wanita tua yang tampaknya sakit parah.
2.Seorang teman yang pernah menyelamatkan jiwa Anda.
3.Seorang wanita (atau pria) idaman yang menjadi impian Anda.
Yang mana dari ketiganya yang Anda tawari untuk menumpang mobil Anda,

karena hanya satu penumpang saja yang boleh ada di mobil Anda?
Pikirlah dahulu sebelum Anda melanjutkan membaca!
Ini suatu dilema moral/etis yang pernah digunakan sebagai bagian tes

untuk suatu penerimaan lamaran kerja.
Anda bisa membawa wanita tua itu, karena kalau tidak ia bisa mati, jadi

Anda harus pertama-tama menyelamatkan dia dulu, atau Anda bisa membawa

sahabat Anda yang pernah menyelamatkan jiwa Anda, dengan begitu Anda

dapat membalas budinya. Tetapi kalau begitu, Anda tidak akan menemukan

selengkapya...

Suara yang paling indah

seorang tua yang tidak berpendidikan berniat mengunjungi suatu kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan disebuah dusun terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya dan sekarang menikmati kunjungan pertamanya ke rumah anaknya yang modern.
Suatu hari, sewaktu berjalan-jalan seputar kota, si orang tua mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah dia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar di dusunnya yang sepi dan dia bersikeras mencari sumber bunyi tersebut. Mengikuti arah suara yang menggangu itu ke sumbernya, dia melihat sebuah ruangan di dalam sebuah rumah, di mana terdapat seorang anak kecil sedang belajar bermain biola.

“Ngiiiik! Ngoook!” berasal dari nada sumbang biola tersebut.
Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan “biola”, dia berpikir bahwa dia tidak akan pernah mau lagi mendengar suara yang mengerikan tersebut.
Hari berikutnya, di bagian lain kota tersebut, si orang tua ini kembali mendengar sebuah suara yang mendayu-dayu membelai-belai telinga tuanya. Dia tidak pernah mendengar melodi yang begitu indah di dusunnya, diapun mencoba mencari sumber suara tersebut. Sampai ke sumbernya, dia melihat sebuah ruangan depan sebuah rumah, di mana seorang wanita tua, seorang maestro, sedang memainkan sonata dengan biolanya.

Seketika, si orang tua ini menyadari kesalahannya. Suara tidak mengenakkan telinga yang didengarnya dulu bukanlah merupakan kesalahan dari sang biola, bukan pula salah sang anak. Itu hanyalah proses belajar seorang anak untuk bisa memainkan biolanya dengan baik.
Dari pemikirannya yang sederhana muncullah sebuah kebijaksanaan, si orang tua mulai berpikir demikian pula halnya dengan agama. Sewaktu menemukan seseorang religius yang “bersemangat” (baca: fanatik) terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanyalah proses belajar sang pemula untuk bisa “memainkan” agamanya dengan baik.

Sewaktu kita bertemu dengan seorang suci, seorang maestro agamanya, merupakan sebuah penemuan indah yang memberi inspirasi kepada kita untuk bertahun-tahun, apapun agama mereka.
Namun ini bukanlah akhir dari cerita.
Hari ketiga, di bagian lain dari kota tersebut, si orang tua mendengar sebuah suara lain yang bahkan melebihi keindahan dan kejernihan suara sang maestro biola. Menurut anda, suara apakah itu?
Melebihi indahnya suara aliran air pegunungan, melebihi indahnya suara angin di musim gugur di sebuah hutan, melebihi suara burung-burung pegunungan yang bernyanyi setelah hujan lebat. Bahkan melebihi keindahan keheningan pegunungan yang damai di musim salju pada malam hari. Suara apakah yang telah menggerakkan hati si orang tua melebihi apapun itu?
Itulah suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni.

Bagi si orang tua, alasan mengapa itulah suara terindah di dunia adalah, pertama, seluruh anggota orkestra merupakan maestro alat musiknya masing-masing; dan kedua, mereka telah belajar lebih jauh lagi untuk bisa bermain bersama-sama dalam harmoni.
“Mungkin ini sama dengan agama,” si orang tua berpikir.
“Marilah kita semua belajar dari pelajaran-pelajaran kehidupan dalam inti kesejukkan kepercayaan kita masing-masing. Marilah kita semua menjadi maestro dalam cinta kasih di dalam agama masing-masing. Lalu, setelah mempelajari agama kita dengan baik, lebih jauh lagi, mari kita belajar untuk bermain seperti halnya anggota sebuah orkestra, bersama-sama dengan agama lain, dalam sebuah harmoni!”
Itulah suara yang paling indah.

selengkapya...

Aku Merindukanmu

Ini surat dari ibu yang tersayat hatinya. Linangan air mata bertetesan deras menyertai tersusunnya tulisan ini. Aku lihat engkau lelaki yang gagah lagi matang. Bacalah surat ini. Dan kau boleh merobek-robeknya setelah itu, seperti saat engkau meremukkan kalbuku sebelumnya.

Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami. Berikutnya, aku layaknya pelayan yang tidak pernah istirahat. Kepenatanku demi kesehatanmu. Kegelisahanku demi kebaikanmu. Harapanku hanya ingin melihat senyum sehatmu dan permintaanmu kepada Ibu untuk membuatkan sesuatu.

Masa remaja pun engkau masuki. Kejantananmu semakin terlihat, Aku pun berikhtiar untuk mencarikan gadis yang akan mendampingi hidupmu. Kemudian tibalah saat engkau menikah. Hatiku sedih atas kepergianmu, namun aku tetap bahagia lantaran engkau menempuh hidup baru. Seiring perjalanan waktu, aku merasa engkau bukan anakku yang dulu. Hak diriku telah terlupakan. Sudah sekian lama aku tidak bersua, meski melalui telepon. Ibu tidak menuntut macam-macam. Sebulan sekali, jadikanlah ibumu ini sebagai persinggahan, meski hanya beberapa menit saja untuk melihat anakku. Ibu sekarang sudah sangat lemah. Punggung sudah membungkuk, gemetar sering melecut tubuh dan berbagai penyakit tak bosan-bosan singgah kepadaku. Ibu semakin susah melakukan gerakan.

Anakku...
Seandainya ada yang berbuat baik kepadamu, niscaya ibu akan berterima kasih kepadanya. Sementara Ibu telah sekian lama berbuat baik kepada dirimu. Manakah balasan dan terima kasihmu pada Ibu ? Apakah engkau sudah kehabisan rasa kasihmu pada Ibu ? Ibu bertanya-tanya, dosa apa yang menyebabkan dirimu enggan melihat dan mengunjungi Ibu ? Baiklah, anggap Ibu sebagai pembantu, mana upah Ibu selama ini ?

Anakku..
Ibu hanya ingin melihatmu saja. Lain tidak. Kapan hatimu memelas dan luluh untuk wanita tua yang sudah lemah ini dan dirundung kerinduan, sekaligus duka dan kesedihan ? Ibu tidak tega untuk mengadukan kondisi ini kepada Dzat yang di atas sana. Ibu juga tidak akan menularkan kepedihan ini kepada orang lain. Sebab, ini akan menyeretmu kepada kedurhakaan. Musibah dan hukuman pun akan menimpamu di dunia ini sebelum di akhirat. Ibu tidak akan sampai hati melakukannya,

Anakku...
Walaupun bagaimanapun engkau masih buah hatiku, bunga kehidupan dan cahaya diriku...

Anakku...
Perjalanan tahun akan menumbuhkan uban di kepalamu. Dan balasan berasal dari jenis amalan yang dikerjakan. Nantinya, engkau akan menulis surat kepada keturunanmu dengan linangan air mata seperti yang Ibu alami. Di sisi Allah, kelak akan berhimpun sekian banyak orang-orang yang menggugat.

Anakku..
Takutlah engkau kepada Allah karena kedurhakaanmu kepada Ibu. Sekalah air mataku, ringankanlah beban kesedihanku. Terserahlah kepadamu jika engkau ingin merobek-robek surat ini. Ketahuilah, "Barangsiapa beramal shalih maka itu buat dirinya sendiri. Dan orang yang berbuat jelek, maka itu (juga) menjadi tanggungannya sendiri".

Anakku...
Ingatlah saat engkau berada di perut ibu. Ingat pula saat persalinan yang sangat menegangkan. Ibu merasa dalam kondisi hidup atau mati. Darah persalinan, itulah nyawa Ibu. Ingatlah saat engkau menyusui. Ingatlah belaian sayang dan kelelahan Ibu saat engkau sakit. Ingatlah ..... Ingatlah.... Karena itu, Allah menegaskan dengan wasiat : "Wahai, Rabbku, sayangilah mereka berdua seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil".

anakku,,,... ibu sangat merindukanmu....

selengkapya...

Celana Dalam”

Di sebuah acara televisi, saya melihat seorang yang sedang terjatuh dari ketinggian ratusan meter, tapi bukan soal nyawa yang pertama kali dia ingat, tapi celana dalam yang dipakainya. Orang yang sedang bertaruh dengan maut ini merasa bersyukur bahwa selama ini ia selalu mengamalkan nasihat ibunya tentang celana dalam.

''Pakailah selalu yang baik dan bersih. Ini penting jika suatu hari kau terpaksa harus menghadapi kejadian yang tak diinginkan,'' begitu nasihat sang ibu.

Dan ibu ini benar. Ketika para tenaga medis mulai berdatangan menolongnya, menelanjanginya untuk memeriksa kakinya yang patah dan kemudian mengoperasinya, orang ini bersyukur, bahwa ia masih konsisten mematuhi nasihat sang ibu; memakai celana dalam yang bersih dan bagus.

Karena bahkan di dalam keadaan terburuk sekalipun, orang masih perlumemelihara kehormatannya. Apa jadinya jika yang ia kenakan adalah jenis celana yang sudah molor kolornya, sudah meranggas di sana-sini, orang ini pasti akan menanggung derita dua kali. Sudah jatuh, kena aib lagi.

Celana dalam memang sering kita remehkan cuma gara-gara letaknya di dalam. Saya pernah punya teman yang begitu ingin belajar yoga. Suatu hari, dalam sebuah perjalanan rombongan, kami bertemu dengan seorang guru yoga yang berjanji akan mengajari kami, langsung jika kami sudah tiba di hotel nanti. Tak cuma sang murid yang bersemangat, guru ini pun jauh lebih bersemangat. Begitu semangatnya, sehingga saat itu juga, begitu baru saja di hotel kami tiba, ia sudah meminta calon murid ini melepas seluruh pakaiannya, kecuali celana dalamnya.

Suasana kemudian jadi tegang sekali. Sang murid yang semula amat bersemangat belajar yoga ini jadi terpaku lama mendengar permintaan gurunya. Tapi guru ini sudah terlanjut bersemangat. Ia meminta dan terus meminta agar si murid ini segera menuruti permintaannya sementara si murid masih ngotot berdiam diri saja. Adakah minatnya tentang yoga redup tiba-tiba?

Tidak. Kawan saya ini cuma kebingungan karena ia memakai celana dalam yang keliru, sudah kumal dan tua, dengan bentuk yang sudah kondor sempurna. Dan celana ini sebetulnya tak lebih dari setumpuk gombal berlobang. Dan ketika ia dengan terpaksa membuka seluruh pakaiannya, celana ini akan menjadi sejarah penting dalam hidupnya karena sanggup membuat seluruh ruangan tergelak bersama-sama. Pasti pengalaman yang mustahil ia lupa.

Bagi Anda kaum perempuan ilustrasi berikut ini penting sekali. Ini terjadi di sebagian masa remaja saya, ketika seluruh dari anggota gerombolan kami sedang jatuh cinta secara massal kepada cewek yang sama. Di dalam komunitas kami, cewek itu begitu cantiknya sehingga menyihir kami semua. Kami bersaing sengit memperebutkan cintanya, tapi agaknya kemalangan harus menghampiri kedua belah pihak hanya karena celana dalam yang dipakainya.

Suatu hari, salah seorang di antara kami, karena begitu kerasnya mendekati cewek ini, sampai bisa mendapatkan keberuntungan berikut ini; di sebuah kesempatan ia berdiri tepat di sebelah cewek yang tengah duduk ini. Dari ketinggian, ia melihat dengan jelas celah di pinggang wanita cantik ini bentuk celana dalamnya yang sudah demikian merana. Sabuk elastiknya telah hancur total. Elastik itu digambarkan oleh si kawan yang kurang ajar ini sudah seperti laju ombak pantai selatan, bergelombang dan begitu buruknya.

Apalagi jika bandingannya adalah kecantikan dari seorang wanita yang selama ini membuat kami semua tergila-gila. Semenjak itu pamor wanita cantik ini redup seketika. Jika ia melintas, bukan lagi kecantikannya yang menggoda melainkan celana dalamnya yang molor itu.

Gunjingan segera menyebar luas apalagi sudah lama popularitas cewek ini ditanggapi dengan penuh iri dengki oleh lawan-lawan politiknya. Secara pribadi, saya sendiri menyesal, kenapa wanita seelok itu masih memelihara celana dalam seburuk itu.

Kadang-kadang, kita memang tidak pernah menghormati celana dalam cuma karena letaknya yang di dalam
selengkapya...

Minggu, 27 September 2009

HANYA TUHAN SUMBER KEBAHAGIAAN

“Orang itu sendiri (yang takut akan Tuhan) akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.” Mazmur 25:13

Tidak ada kebahagiaan sejati di dunia ini. Kebahagiaan yang ditawarkan dunia adalab semu. Orang dunia seringkali mengukur kebahagiaan dan banyak sedikitnya uang yang dimiliki atau harta yang melirnpah, jabatan/kedudukan dan juga popularitas. Kenyataannya, semua itu tidak menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan. Bukankah sering kita baca di koran banyak public figure (artis, pejabat) yang kedapatan frustrasi, mencoba bunuh diri, Iari kepada narkoba atau pergaulan bebas karena merasakan kehampaan dalam hidupnya? Padahal, materi dan popularitas sudah mereka dapatkan. Ingatlah bahwa sumber kebahagiaan itu adalah Tuhan! Dan dosalah yang menjadi penyebab utama manusia kehilangan kebahagiaan. Oleb karena dosa/pelanggaran, manusia pertama diusir dari taman Eden sehingga manusia kehilangan kebahagiaan. Akibatnya, berbagai upaya dilakukan manusia agar mendapatkan kebahagiaan itu kembali, meskipun cara yang ditempuhnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Semakin manusia berusaha dengan kekuatannya sendiri, semakin mereka terjebak dalam tipu muslihat Iblis yang acapkali menawarkan kebahagiaan semu. Dunia dengan segala gemerlapnya menjadi umpan empuk bagi orang-orang yang haus akan kebahagiaan. Banyak orang terlena dan malah semakin jauh dari Sumber Kebahagiaan yang sesungguhnya. Pemazmur berkata, “Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi!” (ayat 12-13).

Jadi, siapa pun yang ingin berbahagia dalam hidupnya harus memiliki hati yang takut akan Tuhan dengan melakukan firman-Nya, sebab firman-Nya adalah kebenaran yang akan menuntun dan membawa kita mendapatkan kebahagiaan. Dan apabila kita mengutamakan Tuhan, mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambah-tambahkan dalam hidup kita (baca Matius 6:33).

Kebahagiaan hanyalah milik orang-orang yang takut akan Tuhan, “....yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam “ (Baca Mazmur 1:2).
selengkapya...

Rumah Bapa

Ayat bacaan: Yohanes 14:2
======================
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

rumah Bapa, Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkanKebutuhan orang akan perumahan sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Krisis global boleh terjadi, mencari uang boleh menjadi lebih sulit, namun kebutuhan akan rumah jelas merupakan salah satu kebutuhan primer seperti sandang dan pangan. Karena itulah dunia properti akan terus hidup, meski bisa saja mengalami peningkatan atau penurunan. Jumlah pertambahan penduduk akan terus meningkat, dan semua orang rasanya butuh tempat tinggal. Tidak heran ketika kita melihat di koran-koran bahwa ada banyak perumahan yang mengiklankan bahwa unit yang tersedia tinggal sedikit lagi. Ada banyak perumahan yang terus berkembang seiring dibukanya cluster-cluster baru menyikapi penuhnya cluster lama yang ada ditambah tingginya permintaan. Di kota saya, pusat kota sudah jenuh. Tidak ada tempat lagi untuk membuka lahan perumahan, sehingga para developer atau pengembang seakan berlomba-lomba untuk membuka lahan baru di berbagai pinggiran kota. Lokasinya bisa jauh sekali untuk dicapai dari pusat kota, malah beberapa perumahan bisa makan waktu sejam untuk dicapai. Namun hal itu tampaknya tidak menyurutkan keinginan orang untuk membeli rumah. Meski jauh dari pusat kota, tetap saja rumah-rumah itu terus laku.

Pada suatu waktu, semua lahan itu pun akan penuh. Saya membayangkan bagaimana kedepannya jika tidak ada lagi lahan yang bisa diolah. Tempat di dunia ini tentu punya batas maksimal. Itu buat kehidupan di dunia yang hanya sementara ini. Sementara nanti di "rumah masa depan" kita, ternyata Tuhan telah menjanjikan bahwa masih ada begitu banyak lahan kosong untuk kita tempati. Rumah Bapa yang menjadi tujuan kita selanjutnya tidaklah terbatas luasnya, tidak akan pernah ditutup karena sudah penuh. Karena itu seandainya seluruh isi dunia ini bertobat, semuanya pasti akan mendapat tempat disana. Hal ini dikatakan langsung oleh Yesus. "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yohanes 14:2). Yesus kemudian melanjutkan: "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (ay 3). Yesus sudah kembali kesana, mempersiapkan tempat bagi orang percaya, dan pada suatu saat nanti Dia akan kembali untuk membawa kita pulang ke rumah Bapa yang telah Dia persiapkan secara khusus.

Rumah Bapa, atau Kerajaan Allah adalah sesuatu yang tidak tergoncangkan. Dunia boleh saja gonjang ganjing, dunia memang tidak abadi, namun Kerajaan Allah adalah sebuah tempat yang tidak akan tergoncangkan dalam kondisi apapun. Penulis Ibrani mengingatkan kita mengenai Kerajaan yang tidak tergoncangkan ini, dan bagaimana kita bisa mendapat bagian di dalamnya. "Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?" (Ibrani 12:25). Kita harus mampu menjaga diri kita agar tetap hidup berkenan di hadapan Tuhan. Jika orang yang tidak mau mendengar saja tidak luput, apalagi kita yang sudah mendengar tapi masih bebal? Penulis Ibrani melanjutkan: "Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga. Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan." (ay 26-27). Bumi memang bisa dan akan digoncangkan. Pengayakan akan terjadi, dimana gandum akan dipisahkan dari lalang. Gandum akan dikumpulkan kedalam lumbung, sedangkan lalang akan dilemparkan ke dalam api. (Matius 13:24-30). Bagi "gandum", yang berbicara mengenai orang-orang percaya yang taat kepada Tuhan, mereka akan masuk ke dalam lumbung Kristus, Kerajaan Allah, yang tidak akan pernah tergoncangkan. "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28). Apa yang dijanjikan Allah untuk kita terima adalah anugerah yang luar biasa. Sebuah tempat di rumah Bapa yang tidak tergoncangkan, tanpa ratap tangis dan dukacita, tanpa penderitaan,penyakit dan berbagai masalah-masalah lainnya seperti yang ada di dunia ini, telah disediakan Kristus bagi kita yang percaya kepadaNya. Untuk itulah kita sudah lebih dari sepantasnya untuk mengucap syukur dan beribadah kepada Tuhan dengan penuh rasa hormat dan takut.

Hal inilah yang diingatkan kepada kita. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18), dan "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Ini dua hal yang harus selalu menyertai setiap derap langkah kita dalam menjalani kehidupan, agar kita tidak kehilangan kesempatan untuk memperoleh bagian dari Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu. Hidup hari ini boleh saja berat, permasalahan boleh bertubi-tubi memukul kita dari segala arah, tapi janganlah pernah lupa untuk bersyukur dan terus tekun dalam beribadah. Karena apa yang dijanjikan Allah sesungguhnya jauh lebih besar daripada segala hal di dunia yang hanya sementara ini. Tidak seperti lahan perumahan yang suatu saat akan mencapai titik jenuh, rumah Bapa masih dan akan tetap tersedia bagi siapapun yang mengikuti firmanNya. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang itu. Maka Yesus pun berkata: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku." (Yohanes 14:1). Jagalah diri dan kehidupan kita agar tetap layak dan berkenan di hadapan Tuhan, sehingga kita akan mendapatkan bagian kita di rumahNya kelak.

Jangan biarkan kesempatan untuk beroleh tempat di rumah Bapa melayang akibat keteledoran kita menyikapi hidup
selengkapya...

Kekuatan Cinta

Bacaan: Kejadian 29:1-30

Tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.- Kejadian 29:20

Sebuah rumah sakit di Amerika sedang melakukan eksperimen yang cukup menarik. Sekelompok bayi dibelai selama sepuluh menit selama tiga kali sehari. Satu kelompok bayi yang lain tidak pernah mendapatkan belaian. Selang beberapa hari kemudian, ternyata berat badan bayi yang mendapatkan belaian menjadi dua kali berat badan bayi dalam kelompok yang tidak pernah dibelai. Faktanya, tanpa cinta bayi tidak akan tumbuh dengan sehat.

Kekuatan cinta sungguh luar biasa. Seperti itu juga jika kita mempratekkan kekuatan cinta terhadap pekerjaan yang sedang kita geluti. Sebagaimana tanpa cinta bayi tidak akan tumbuh dengan sehat, tanpa cinta pekerjaan kita juga tidak akan pernah berkembang. Hampir-hampir mustahil kita mengharapkan karir kita naik sementara kita tidak pernah mencintai pekerjaan kita. Sangat tidak mungkin bisnis kita bisa berkembang jika kita sendiri sudah merasa bosan terhadap bisnis kita tersebut.

Saya tahu rasanya jatuh cinta, karena saya mengalaminya saat pacaran dulu. Saya jadi sedemikain kreatif dalam mengekspresikan cinta. Saya begitu bersemangat dan sedemikian antusias pada saat kencan. Ketika mengalami masalah, saya tidak gampang menyerah. Itulah kekuatan cinta yang saya rasakan.

Saya bisa bayangkan betapa efektifnya pekerjaan yang sedang kita geluti, kalau kita mengerjakannya dengan penuh cinta. Kita akan bekerja dengan penuh semangat, penuh gairah, penuh kreatif, dan tidak gampang menyerah pada saat mengalami masalah. Kalau masih tidak percaya, cobalah amati mereka yang bekerja dengan penuh cinta, lalu bandingkan mereka yang bekerja tanpa rasa cinta sama sekali. Hasilnya akan jelas berbeda. Bagaimana dengan Anda? Apakah hari ini kita justru terjebak dengan rutinitas pekerjaan yang membosankan? Munculkan kembali rasa cinta kita terhadap pekerjaan kita sehingga kita kembali bergairah dalam melakukan pekerjaan kita hari ini.

Setiap pekerjaan akan menjadi efektif dan maksimal jika dikerjakan dengan penuh cinta.

Sumber : Renungan Harian Spirit Online..
selengkapya...

TUHAN BEKERJA DI ATAS KELEMAHAN KITA

“‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna, Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:9


Kelemahan adalah suatu keterbatasan yang kita warisi atau kita dapatkan karena adanya suatu peristiwa yang terjadi di mana kita tidak punya kuasa menolaknya. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, baik itu secara fisik, emosi ataupun intelektual. Karena itulah tidak seharusnya seseorang bermegah atau membanggakan diri sendiri.

Bila kita merasa memiliki banvak kelemahan, tidak seharusnya kita menjadi takut, pesimis dan mengasihani diri sendiri, karena sesungguhnya semua orang pasti punya kelemahan. Mungkin saat ini kita merasa berada dalam kelemahan karena keterbatasan dalam hal keuangan (hidup dalam kekurangan atau tidak mampu secara ekonomi); terbatas secara pendidikan (tidak sekolah tinggi); keterbatasan secara fisik (cacat, punya sakit-penyakit) atau juga keterbatasan emosional (trauma, sakit hati, kepahitan, luka-luka batin) dan lainnya. Dan kesemuanya itu ada satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kelemahan bukanlah masalah utama, namun yang terpenting adalah apa yang kita kerjakan ketika menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita.

Adakalanya pilihan mengijinkan ada kelemahan dalam hidup kita, dengan tujuan agar kita belajar rendah hati dan juga menunjukkan kuasa-Nya atas kita. Tuhan tidak pernah terkesan dengan orang-orang yang merasa dirinya pintar, kuat dan mampu dengan kekuatan sendiri, tetapi sangat tertarik kepada orang-orang yang menyadari dan mengakui keterbatasan, ketidakberdayaan atau kelemahannya. Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang biasa yang memiliki banyak kelemahan, namun hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Contohnya Musa, sebelum menjadi pemimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan merasa tidak layak (Keluaran 4:10) Ingat! Walaupun kita memiliki kelemahan, Tuhan tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan kita. Kita adalah bejana-bejana tanah liat, Dia penjunannya, Saat kita ijinkan Tuhan bekerja melalui kelemahan kita. Dia akan membentuk kita jadi bejana yang luar biasa.

Segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan karena Dia yang memberi kekuatan (Filipi 4:13).
selengkapya...

Ketika Iman Diuji

Ayat bacaan: Daniel 1:5
===================
"Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja."

ketika iman diujiLulus atau tidak, itu menjadi hasil dari sebuah ujian. Untuk berhasil tentu diperlukan ketekunan dan keseriusan dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian. Sebaliknya jika kita menyepelekannya, maka kemungkinan untuk gagal pun akan besar. Dalam kehidupan ini, ada kalanya iman kita pun harus melewati ujian. Bisa jadi lewat tekanan atau bahkan ancaman dari orang-orang sekitar kita, baik di lingkungan atau pekerjaan. Perasaan takut dikucilkan, takut ditolak, takut tidak naik jabatan, diperlakukan tidak adil dan sebagainya seringkali membuat sebagian orang menyembunyikan identitas dirinya dari segi keimanan. Jatuh hati kepada seseorang pun sering menjadi penyebab lunturnya keimanan. Ada banyak orang yang akhirnya berkompromi demi mendapatkan pujaan hatinya, bahkan memilih untuk meninggalkan Kristus. Ironi seperti ini banyak terjadi di tengah masyarakat. Memang tidak mudah hidup sebagai minoritas di tengah mayoritas. Namun sesungguhnya pada saat-saat seperti itulah iman dan ketaatan kita akan Kristus tengah diuji. Lulus atau tidak, itu semua tergantung keputusan kita sendiri. Apakah kita mau berkompromi mengorbankan Tuhan yang telah begitu mengasihi kita dan menebus dosa-dosa kita, mengganjar kita yang sebenarnya tidak layak ini dengan keselamatan kekal, atau memilih untuk terus setia apapun resikonya. Ada banyak pahlawan iman yang tercatat dalam Alkitab, sebagian di antaranya harus rela mengakhiri hidupnya di dunia sebagai martir. Hari ini saya rindu mengajak teman-teman melihat kisah Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.

Kisah Daniel dibuka dengan kekalahan bangsa Yehuda di tangan bangsa Babel, bangsa penyembah berhala. Layaknya bangsa yang kalah, harta dan kehidupan Yehuda pun dirampas masuk ke dalam bangsa yang menang. Pada saat itu, raja Babel memerintahkan kepala istana untuk mengambil sebagian orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan bangsawan untuk dilatih mengenai bahasa, budaya dan cara hidup Babel sampai identitas mereka sebagai orang Yehuda bisa terkikis habis. "Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim." (Daniel 1:3-4). Ini termasuk mengenai makanan. Mereka harus makan dari makanan yang sama yang dipersiapkan bagi anggota keluarga raja. Mereka juga harus siap dilatih selama 3 tahun dan dipersiapkan untuk bekerja bagi raja. "Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja." (ay 5). Dari kriteria ini, terdapatlah 4 orang pemuda Yehuda, yaitu Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya. (ay 6). Nama mereka pun diganti. "Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego." (ay 7). Tapi meski nama mereka diganti, dan mereka diwajibkan untuk menjalani proses pencucian identitas sebagai bangsa Yehuda, ternyata hati mereka tidak berubah sedikit pun. Ujian yang mereka alami tidaklah mudah. Mereka menghadapi ancaman kematian dengan cara mengerikan jika masih terus mempertahankan iman mereka dan menolak menyembah berhala-berhala Babel dan rajanya. Menghadapi ancaman, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (3:16-18). Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah berhala-berhala yang menjadi tuhan bangsa Babel, dan akibatnya merekapun dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Daniel pun sama. Ketika ia dijebak dari ketaatannya menyembah Allah setiap hari sebanyak tiga kali, ia pun diancam untuk mati dengan cara dilempar ke dalam gua singa. (6:16). Ini ujian iman yang sungguh tidak main-main. Tapi apa yang terjadi? Kita tahu Sadrakh, Mesakh dan Abednego disertai malaikat dan tidak cedera sedikitpun. Apa yang mereka alami bahkan menjadi kesaksian luar biasa akan kuasa Tuhan yang mereka sembah. (3:24-30). Mengenai Daniel, kita tahu pula bagaimana Daniel selamat dari gua Singa tanpa kekurangan suatu apapun lewat penyertaan malaikat pula. "Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan." (6:22). Ujian iman yang berat dilalui oleh Daniel, Hanaya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego) dengan gemilang.

Adakah hari ini di antara teman-teman menghadapi pergumulan mengenai iman? Mungkin ditolak atau diusir dari keluarga karena mengikuti Kristus, mungkin disingkirkan oleh lingkungan, bahkan mungkin pula mengalami ancaman atau aniaya, mendapatkan berbagai penderitaan, dan sebagainya. Seperti halnya Daniel dan ketiga pemuda lainnya, itu semua mungkin kita alami juga di hari-hari yang sulit seperti sekarang ini. Adalah penting bagi kita untuk terus setia meskipun apa yang kita hadapi mungkin sungguh berat. Setiap saat kita harus mampu memastikan bahwa diri kita tetap ada bersama dengan Kristus. Paulus mengingatkan demikian: "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2 Korintus 13:5). Dalam kesempatan lain, Yakobus justru berkata bahwa kita seharusnya malah merasa beruntung jika kita mengalami berbagai macam cobaan. "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan," (Yakobus 1:2). Mengapa demikian? "sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (ay 2-3). Lihatlah ada buah yang matang yang akan kita petik sebagai hasil jika kita lulus dari ujian iman itu. Petrus mengatakan hal yang sama. "Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (1 Petrus 1:6-7). Ingatlah bahwa tujuan iman adalah keselamatan jiwa.(ay 9). Keteguhan dan kesetiaan iman kitalah yang akan menentukan seperti apa kita kelak di kehidupan selanjutnya. Apakah keselamatan kekal atau kebinasaan kekal yang kita peroleh sebagai hasil, itu tergantung dari keseriusan kita dalam menjaga kesetiaan kita pada Yesus. Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego telah membuktikan kesetiaan mereka dan lulus dengan gemilang. Menghadapi hari-hari yang mungkin kurang lebih sama, penuh tekanan, ancaman dan bahkan aniaya, mampukah kita memiliki iman seperti mereka?

Jangan pernah tergoda untuk meninggalkan Kristus dalam menghadapi berbagai tekanan dan ujian
selengkapya...

MENGHITUNG HARI

Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
(Kolose 4:5)

Bila kita hidup sampai 65 tahun, berartiwaktu yang kita miliki adalah sekitar 600.000 jam. Anggaplah kita berumur 18 tahun saat menyelesaikan SMU, maka kita masih memiliki 47 tahun, atau hampir 412.000 jam untuk hidup setelah kelulusan itu.

Jika kita menghabiskan waktu 8 jam sehari untuk tidur; 8 jam untuk kegiatanpribadi, kemasyarakatan, dan rekreasi; dan 8 jam untuk bekerja, maka dalam 47 tahun kita memiliki 137.333 jam dalam setiap kategori. Bila kita memasukkan waktu bekerja dan bermain dalam hitungan jam, maka waktu yang terpakai mungkin terasa lama. Namun bila dilihat dalam terang kekekalan, waktu yang ada akan terasa berlalu begitu cepat. Oleh karena itu, kita harus menggunakan setiap waktu yang ada dengan bijak.

D.J. De Pree, mantan anggota Dewan Direktur RBC yang hidup sampai usia hampir 100 tahun, telah bertahun-tahun memperhitungkan usianya dalam hitungan hari. Bila Anda menanyainya, "Berapa usia Anda?" ia segera akan menjawab dalam hitungan hari. Ia mendasarkan kebiasaannya ini pada Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Kebiasaan, menghitung hari ini mengingatkannya akan perjalanan waktu yang begitu cepat dan perlunya hidup dengan memandang pada nilai-nilai kekekalan.

Setiap jam, hari, dan tahun yang datang pada kita segera akan berlalu. Oleh karenanya, entah kita menghitungnya atau tidak, pastikanlah bahwa waktu yang kita gunakan berguna bagi Allah dan sesama.

JANGAN SEKEDAR MENGHABISKAN WAKTU TETAPI INVESTASIKANLAH WAKTU ITU
selengkapya...

Kristen KTP

Ayat bacaan:Mat 23:28
=====================
"Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan."

Pernah mendengar Kristen KTP? Ada beberapa teman yang pernah berkata demikian ketika ditanya mereka berjemaat dimana. "ah, itu KTP aja kok.." Ketika ditanya kenapa ada istilah KTP itu, mereka cuma nyengir dan mengeluarkan berbagai macam alasan.


Sadar atau tidak, ada banyak juga orang yang bukan sekedar kristen KTP. Ada banyak diantara kita yang tampil benar jika dilihat dari luar. Mereka rajin ke gereja, mereka seolah2 taat, bahkan omongannya pun terdengar sangat alkitabiah. Mereka berusaha membuat kesan manis di mata orang, dan pintar menyembunyikan dosa2 mereka. Orang akan menyangka bahwa mereka ini orang yang takut akan Tuhan, tapi dibalik itu semua, mereka hanyalah aktor2 spiritual yang sebenarnya tidak pernah mengakui dosa2 mereka, malah masih berbuat dosa terus menerus dgn sengaja. Kekristenan bagi mereka hanyalah sebagai simbol, yang bisa memberikan sebentuk keuntungan duniawi. Katakan misalnya, supaya tidak dimarahi orang tua, supaya dianggap calon menantu yang baik, mengambil hati pacar, supaya terlihat alim di mata teman2 dan lingkungan, dan lain2. Ya, diluar mereka tampak alim dan benar, tapi didalam mereka menyimpan banyak kebusukan.

Kita bisa menipu orang, tapi kita tidak bisa menipu Yesus. Tuhan menguji hati, dan tidak peduli dgn penampilan luar kita. Ketika dalam Yesus ada begitu banyak berkat, ada sukacita, ketika Yesus dapat menjadi sahabat setia yang memastikan kita tidak pernah berjalan sendirian, dan terutama ketika didalam Yesus ada keselamatan dan kemenangan, buat apa sebentuk kepura2an yang sifatnya sementara? Mari kita ijinkan Tuhan untuk memeriksa hati kita, apakah kita sudah memiliki komitmen untuk percaya sepenuhnya dan menerima Yesus sebagai juru selamat kita. Berhentilah menjadi Kristen KTP, yang tidak memberikan manfaat apa2, tapi jadilah pengikut Tuhan Yesus, dan terimalah segala keselamatan, damai, berkat dan sukacita secara nyata.

Kepura2an tidak memberikan apapun, tapi menjadi orang benar memberikan segalanya.

Sumber : Renungan Harian Online
selengkapya...

BELAJAR UNTUK PERCAYA

Mungkin kita kerap bertanya, jika Tuhan mengasihi saya, mengapa Dia
mengizinkan hal yang buruk terjadi? Hal ini juga pernah saya
pertanyakan ketika dokter mengatakan mama sakit kanker stadium tiga.
Kaki saya terasa lemas dan pikiran saya begitu kacau. Padahal saya
sudah berdoa puasa beberapa bulan untuk kesembuhan mama. Padahal baru
saja papa dan mama menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
beberapa hari yang lalu. Namun, mengapa kenyataan ini harus kami
hadapi? Sungguhkah Yesus mengasihi kami?

Alkitab mencatat bahwa Yesus mengasihi Lazarus (ayat 3). Namun,
mengapa ketika Tuhan Yesus mendengar bahwa Lazarus sedang sakit, Dia
tidak segera datang ke Betania untuk menyembuhkannya? Sebaliknya,
Tuhan Yesus justru menunda kedatangannya dan membiarkan Lazarus mati.
Apakah Yesus sungguh-sungguh mengasihi Lazarus, Maria, dan Marta? Ya,
Tuhan sangat mengasihi mereka, tetapi Tuhan juga punya maksud dan
rencana yang kerap kali tidak kita mengerti, sehingga membiarkan
semua itu terjadi.

Terkadang Tuhan membiarkan kita masuk ke dalam lembah kekelaman.
Terkadang juga Tuhan membiarkan "seolah-olah" kita ditinggal
sendirian. Namun, pada saat-saat seperti itulah sesungguhnya iman
kita sedang diuji. Tuhan membiarkan kita mengalami masa-masa gelap
dengan satu tujuan, yaitu agar kita belajar untuk percaya (ayat 15).
Saat masa-masa gelap itu datang, maukah kita belajar percaya bahwa
Tuhan tetap berdaulat dan mempunyai rencana indah di balik semua
masalah yang sedang kita hadapi?

DISAAT KITA TIDAK MENGERTI MENGAPA SEMUA HARUS TERJADI

MARILAH KITA BELAJAR UNTUK TETAP PERCAYA PADA KEBAIKAN HATI TUHAN

Sumber : Siregar, Marline Louister (PTI - SOR)
selengkapya...

PERANAN ROH KUDUS DALAM DOA KITA

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roma 8:26

Nama Roh Kudus berarti Pembela atau Penolong. Dia menolong kita saat berada dalam kesukaran dan pencobaan. Roh Kudus juga bekerja untuk membukakan pintu gerbang permintaan doa. Dia mengajar dan memberitahukan kita tentang rahasia permintaan doa, lalu menaikkan semua permohonan kita kepada Bapa, sebab ...kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; (ayat 26). Seringkali kita tidak tahu hal-hal yang seharusnya kita doakan, termasuk segala keperluan kita sekali pun. Kita tidak tahu bagaimana memohonkannya kepada Tuhan dengan benar.

Roh Kudus menyatakan pada kita tentang keperluan-keperluan kita sehingga kita diajar untuk memiliki penyerahan diri dan kerendahan hati. Roh Kudus juga meletakkan suatu beban permintaan doa kepada setiap hati yang didiamiNya. Terkadang beban yang kita alami begitu berat sampai tak terucapkan, sehingga yang dapat kita lakukan hanyalah mengerang dan meratap kepada Allah. Saat itulah Roh Kudus membantu kita, ...Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (ayat 26). Barangkali kita tidak pernah mengerti sepenuhnya makna semua doa yang kita ucapkan, namun jawaban Tuhan selalu lebih besar dari permintaan kita. Doa yang kita panjatkan itu ditafsirkan dan disempurnakan oleh Roh Kudus, kemudian Allah menanggapinya menurut hikmat dan kasihNya yang tidak terbatas. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. (Roma 8:27).

Allah selalu menyelidiki hati serta mendengarkan doa kita, tetapi bukan seruan-seruan kita yang keras yang didengarkanNya, melainkan pikiran Roh Kudus yang ada di dalam kita karena Dialah yang diakui Bapa selaku pemimpin dan penolong sejati kita, bukan ucapan-ucapan kita. Jika kita hidup dipimpin Roh Kudus dan terlatih mengenal bisikanNya, kita tidak akan menyerukan doa sia-sia yang berasal dari dorongan hati yang salah, melainkan berdoa menurut pimpinanNya sehingga sesuai kehendak Allah.

Roh Kudus menyempurnakan doa kita.
selengkapya...

MENGAPA TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH ?

Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk
bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut. Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu
kebaikan bagi kita:

1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.

2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita. Manusia bagaikan teh celup... jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi.

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).

3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita. Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu... kesehatan, teman, hubungan..., saat kita sudah kehilangan.

"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi bossnya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara, karena setahun kemudian tindakan boss itu
terbongkar.

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).

5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita. Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita
dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal. " ... Kita malah bermegah dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-4)
selengkapya...

Kebesaran Hati

Markus 10:43 -

"Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,"

Memiliki kemampuan yang besar menjadi harapan dari setiap orang karena dengan begitu nama orang tersebut akan mudah dikenal dan mendapat sorotan dari lingkungannya. Namun, bagaimana bila kemampuan yang kita miliki hanyalah seperti kerikil? Akankah kita tetap percaya diri dan mau melayani Dia?

Dalam sebuah kebaktian perjamuan kudus di awal tahun 1968, Dr. Martin Luther King Jr pernah berkat, "Setiap orang bisa menjadi besar karena setiap orang bisa melayani. Anda tidak perlu menjadi seorang sarjana untuk melayani, tidak perlu mengenal Plato atau Aristoteles untuk bisa melayani. Anda hanya membutuhkan hati yang penuh kasih karunia dan jiwa yang digerakkan oleh kasih."

Ketika para murid Yesus berdebat untuk memperebutkan tempat terhormat di Surga, Yesus berkata kepada mereka, "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa yang ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Markus 10: 43-45)

Pengertian kita seharusnya sama dengan pengertian Yesus mengenai kebesaran karena kita adalah murid-muridnya. Allah tidak pernah memandang rendah pelayanan yang sedang Anda kerjakan saat ini bahkan Dia merasa disukakan karena Anda melakukan semuanya itu dengan sukacita.

Ingatlah akan hal ini, bahwa ketika Anda menyediakan diri kepada Tuhan untuk menjadi pelayan, Anda akan mendapatkan kebesaran yang sejati karena sekecil apapun perkara yang sedang Anda lakukan di dalam nama Yesus merupakan perkara yang besar.

Segala sesuatu yang besar pasti dimulai dari sesuatu yang kecil
selengkapya...

Jangan Jemu Berdoa

Ayat bacaan: Lukas 18:1
====================
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

jangan jemu berdoaKegigihan seorang anak dalam meminta sesuatu kepada orang tuanya seringkali cepat membuat para orang tua luluh. Mungkin hari ini permintaan belum dikabulkan, mungkin besok pun belum, tapi ketika si anak meminta dengan baik-baik dan tidak jemu-jemu, hati orang tua akan luluh cepat atau lambat. Begitu sayangnya kepada anak, orang tua biasanya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengabulkan permintaan anaknya meski mungkin berada di luar kemampuannya. Apalagi jika kebutuhan si anak merupakan sesuatu yang penting, tentu orang tua akan lebih mati-matian lagi berusaha memenuhinya. Seorang teman pernah bercerita bahwa kegigihan dalam meminta sungguh memegang peranan penting. Dulu di saat ia kecil ia merasakan hal ini, kini setelah ia mempunyai anak, hal yang sama ia rasakan dalam posisi yang berbeda. "Tidak tega rasanya melihat mereka meminta dengan wajah polos mereka yang penuh harap" katanya.

Dalam menghadapi masalah, seberapa besar kesabaran kita untuk berharap pada Tuhan? Seringkali ketidaksabaran ini menjadi penghalang terbesar bagi kita untuk menikmati janji-janji Tuhan. Awalnya mungkin kita terus berdoa dengan rajin, tapi ketika jawaban tidak kunjung datang secepat yang kita kehendaki, intensitas doa pun menurun, bahkan mungkin pada satu saat berhenti total. Sebagian orang akan segera mencari alternatif-alternatif lain akibat merasa kecewa kepada Tuhan. Mereka tidak mampu menerima kenyataan bahwa waktunya Tuhan yang terbaik, dan Tuhan sudah berjanji untuk sediakan segala yang terbaik itu kepada kita semua. Waktu yang terbaik yang kita anggap benar hanyalah berpusat pada pandangan kita pribadi, bukan lagi waktunya Tuhan. Sebagian orang malah hanya menganggap doa seperti mengirim paket permintaan semata. Ada perlu baru berdoa, jika semua berjalan sesuai keinginan, maka doa pun tidak dibutuhkan lagi. Padahal doa merupakan sarana bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan. Semakin rajin kita berdoa, hubungan kita akan semakin dekat, kita pun akan semakin peka terhadap suaraNya.

Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan menarik mengenai ketekunan berdoa daalm Lukas 18:1-8. Mengambil perumpamaan tentang seorang janda, sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas dan diperlakukan tidak adil di dalam Alkitab, dan seorang hakim yang lalim. Dalam kisah ini, si janda diceritakan terus memohon kepada hakim lalim agar haknya dibela. (ay 3). Sementara si hakim bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan sikapnya tidak menghormati siapapun. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak permohonan janda ini. Tapi lihatlah janda itu tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon, ia pun kemudian luluh dan membenarkan si janda. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6). Jika hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu, dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, masakan Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiri tidak mendengarkan seruan kita? "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7). Tuhan yang penuh kasih dan adil akan selalu membenarkan anak-anakNya yang siang dan malam berseru kepadaNya dengan tidak jemu-jemu! Dia tidak akan mengulur-ulur waktu untuk menolong kita!

Janji Tuhan akan selalu ditepati. Yang jadi masalah seringkali kita memandang hanya berdasarkan apa yang terbaik menurut kita sendiri saja, bukan kepada apa yang terbaik menurut Tuhan. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11). Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan tadi begitu jelas. "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus mengajarkan bagaimana kuasa doa, bagaimana kita sebagai anak-anak Allah sebaiknya terus berdoa siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, tanpa putus asa. Paulus dalam beberapa kesempatan menunjuk pada doa yang terus dilakukan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Salah satu contoh adalah ketika Paulus menyatakan betapa ia terus berdoa siang dan malam dalam kerinduan untuk bertemu dengan para jemaat di Tesalonika dan melayani mereka. (1 Tesalonika 3:10).

Berdoa dengan tidak jemu-jemu, doa yang dipanjatkan terus menerus siang dan malam bukanlah berarti doa harus terus kita ulang-ulang atau bertele-tele. Hal berdoa diajarkan dengan jelas oleh Yesus sendiri dalam Matius 6:5-15. Bukan karena banyaknya kata-kata, keindahan rangkaian kata dalam doa, tapi doa yang disertai iman lah yang penting. Bukan pula doa yang hanya dilakukan karena ada permintaan dan kebutuhan, menjadikan doa sebagai paket permintaan, tapi dasarkan doa sebagai sarana bagi kita untuk membina keintiman hubungan dengan Tuhan. Sejauh mana kita mampu bergantung dan mau mengandalkan Tuhan, itu bisa terlihat dari kesetiaan kita dalam berdoa. Dalam Roma kita diingatkan agar senantiasa "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Bertekun dalam doa, tidak jemu-jemu, siang dan malam, tidak akan pernah sia-sia. Ada kalanya jawaban Tuhan tidak akan segera datang. Mungkin waktunya belum tepat, mungkin Tuhan ingin menguji keteguhan dan ketekunan kita, tapi pada saatnya, Tuhan akan menolong dan memberkati kita sesuai janji-janjiNya. Itu pasti. Karena itu, hindarilah ketidaksabaran yang bisa mengarahkan kita kepada rupa-rupa kesesatan ketika kita memilih untuk mencari alternatif atau jalan pintas yang bisa membinasakan. Adalah jauh lebih penting untuk membina hubungan karib dengan Tuhan, dan sarana untuk itu adalah melalui doa. Bertekunlah berdoa. Jangan jemu-jemu. "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." (Ibrani 10:23).

Pada saatnya Tuhan pasti bertindak, karenanya jangan pernah jemu untuk berdoa
selengkapya...

Kesetiaan

Ayat bacaan: Amsal 19:22
====================
"Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong."

kesetiaanSetiap kali pulang kerja, selalu saja bahagia rasanya melihat kedua anjing yang kami miliki berlarian menyambut kepulangan saya. Berlarian di sekitar saya, memanjat kaki minta digendong dan disayang bahkan sebelum saya sempat membuka sepatu. Secapai-capainya saya bekerja, melihat kedua anjing kecil ini menyambut dengan begitu gembira membuat lelah rasanya hilang seketika. Bukan main memang kesetiaan anjing kepada majikannya. Tidak ada yang aneh dengan hal itu. Ketika anjing bisa begitu setia, mengapa manusia semakin hari semakin sulit untuk melakukannya? Kesetiaan saat ini sudah menjadi barang langka. Selingkuh bagi kebanyakan orang sudah dianggap sebagai hal yang wajar. Berbagai dalih dan alasan pun diangkat sebagai pembenaran. Kurang perhatian, tidak mampu merawat diri, tidak mampu mencukupi kebutuhan dan banyak lagi alasan lain akan dipakai sebagai justifikasi dari tindakan berselingkuh ini. Virus selingkuh tidak saja didominasi laki-laki, tapi saat ini di antara kaum perempuan pun banyak terkena virus yang sama. Berbagai sinetron dan lagu mulai gemar merambah wilayah yang satu ini, secara tidak langsung semakin "memasyarakatkan" perselingkuhan. Istilah "SLI" atau "Selingkuh Itu Indah" sudah begitu populer bagi kebanyakan orang. Malah seorang teman pernah berkata bahwa selingkuh itu memang indah, asal jangan sampai serius. Itu di kalangan suami istri atau pasangan kekasih. Dalam pekerjaan pun ada begitu banyak orang tidak lagi mempunyai prinsip setia. Berbagai penyelewengan, korupsi, pencurian, penipuan dan lain-lain kerap kali menjadi masalah besar di berbagai tempat kerja.

Kesetiaan bukanlah hal yang penting lagi di kalangan masyarakat dewasa ini. Padahal sudah sejak ribuan tahun yang lalu kita diingatkan untuk selalu menjaga sikap setia dalam kehidupan kita. Amsal Salomo berkata "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22). Lihatlah betapa kesetiaan sangatlah penting di mata Tuhan. Lebih baik miskin daripada pembohong atau orang-orang yang tidak setia demi mengejar keuntungan sesaat. Semakin tua dunia ini, pesan ini semakin relevan, karena tingkat kesetiaan manusia semakin lama semakin menurun. Sepanjang isi Alkitab Tuhan mengingatkan kita berulang-ulang agar tetap menjaga kesetiaan dalam segala hal. Kita ambil satu contoh mengenai ketidaktaatan raja Saul dalam 1 Samuel 13:1-22. Ketidaksetiaan Saul menghasilkan bencana bagi dirinya. Karena tidak sabar dan ketakutan menghadapi ancaman dari orang Filistin ia "berselingkuh" terhadap Tuhan. Padahal awalnya Saul mengawali segala sesuatu dengan gemilang. Yang terjadi kemudian, Tuhan menolak Saul sebagai raja Israel. "Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." (1 Samuel 13:13-14). Tuhan bahkan menyatakan menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja. (15:11). Tidak saja Tuhan menolak dirinya sebagai raja Israel, tapi kita tahu selanjutnya bagaimana nasib Saul berakhir tragis. Akibat ketidaksetiaannya, ia tidak saja sekedar kehilangan mahkota, tapi juga berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya.

Paulus menggolongkan kesetiaan sebagai salah satu buah Roh. (Galatia 5:22). Dalam Suratnya kepada Timotius pun Paulus memberi pesan: "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Paulus menyadari betul betapa pentingnya kesetiaan dalam kehidupan manusia di mata Tuhan. Ini pesan penting bagi kita apalagi di hari-hari dewasa ini dimana kesetiaan tidak lagi menjadi hal penting bagi berbagai kalangan. Kita harus mampu membangun kesetiaan terhadap pasangan kita, setia dalam bekerja, apalagi terhadap Tuhan. Jangan bicara dulu soal setia kepada Tuhan jika dalam berbagai aspek kehidupan di dunia saja kita gagal menunjukkan komitmen kita terhadap kesetiaan. Betapa pentingnya faktor kesetiaan bagi Tuhan, sehingga kesetiaan ini pun mejadi syarat untuk memperoleh kehidupan yang diberkati. "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:14). Ketidaksetiaan adalah satu dari beberapa kefasikan dan kelaliman manusia yang sangat dimurka Tuhan. "penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan." (Roma 1: 29-31). Dan terhadap orang-orang golongan ini, Firman Tuhan berbicara sangat keras. yaitu dihukum mati. (ay 32). Apapun yang kita lakukan hari ini, lakukanlah dengan setia. Sebagai sahabat-sahabat dan murid Kristus, sudah selayaknya kita meneladani pribadi Kristus yang setia sampai akhir. Berlakulah setia dan adil kepada pasangan hidup kita. Milikilah pribadi ideal sebagai sosok yang setia.

Seperti Kristus yang setia hingga akhir demikian pula kita hendaknya setia
selengkapya...

Mengerti Firman Tuhan

Ayat bacaan: Lukas 11:28
===================
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

mengerti firman TuhanHari ini salah satu dari dua anjing chihuahua kami berulang tahun. Tidak terasa, sudah 3 tahun ia menjadi bagian hidup kami. Jika bagi sebagian orang anjing hanya sekedar binatang peliharaan, atau dijadikan penjaga rumah, bagi kami dia sudah seperti anak sendiri. Kip adalah seekor anjing yang sangat pintar dan sangat patuh. Dia akan minta dibawa keluar kalau kebelet, dia akan minta kalau air minumnya habis, tidak pernah mengacak-acak atau mengotori rumah. Dia selalu manja dan tidak segan-segan mendatangi kami untuk dibelai atau minta digendong. Tidak hanya itu keistimewaan Kip. Dia juga anjing yang penyayang dan perhatian. Jika salah satu diantara kami sedang kesal, dia akan menghampiri, menempel atau naik ke pangkuan dan segera menghibur. Suatu kali ketika saya menegur anjing satunya karena pipis sembarangan, Kip lah yang datang meminta maaf. Dia mengulurkan tangannya, dan menarik tangan saya ke arah anjing yang sedang dimarahi. Apa yang dia lakukan terasa menegur saya karena kurang bisa mengontrol kemarahan pada saat itu. Kedekatan selama 3 tahun membuat kami dan Kip bisa saling memahami meskipun bahasa yang dipergunakan jelas-jelas berbeda.

Luar biasa melihat bagaimana anjing bisa mempunyai rasa kasih dan kepedulian tinggi. Tapi semua itu tidaklah didapat secara instan. Kip sejak kecil diajar untuk mengerti kata-kata sederhana yang kami pakai buat mengajarkannya. Dia dulu juga pernah salah, dan setiap kesalahannya kami tegur sampai dia bisa mengerti hal yang baik dan buruk untuk dilakukan. Dia bukan hanya diajarkan untuk mengerti lewat hukuman, tapi juga mengerti akan kelakuannya yang benar lewat pujian yang kami berikan padanya. Dalam selang waktu tertentu, Kip pun menjadi anjing yang patuh, baik dan setia. Ini paralel dengan kita, manusia yang terus dibentuk Tuhan agar menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Seharusnya kita akan lebih mudah untuk mengerti karena kita memiliki hati nurani dan roh, yang tidak dimiliki oleh hewan. Kristus berulang kali menekankan pentingnya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita bukan hanya sekedar membaca, tapi juga diminta untuk mengerti dan melakukan. Tanpa itu semua, sia-sialah apa yang kita ketahui. Lihat bagaimana Yesus menegur beberapa orang Saduki karena mereka tahu isi, tapi tidak mengerti kitab suci. Hal demikian disebut Yesus dengan sesat. (Matius 22:29). Ayat hari ini pun menggambarkan dengan jelas, bahwa orang yang bahagia adalah siapa saja yang mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya (dalam bahasa inggris dikatakan "But He said, Blessed (happy and to be envied) rather are those who hear the Word of God and obey and practice it!"

Dalam kisah "perumpamaan tentang seorang penabur" pada Matius 13:1-23,Yesus menjelaskan bahwa apa yang ditaburkan di tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman, lalu mengerti akan firman itu. Dan karenanya, orang yang berlaku demikian akan berbuah berlipat ganda. (Matius 13:23) Jika kita mau hidup bahagia dan hidup berbuah berlipat ganda, kita tidak cukup hanya membaca firman Tuhan, tapi juga harus mengerti, taat dan melaksanakannya. Ketika seekor anjing bisa belajar dari tuannya untuk kemudian patuh, taat dan setia, kita seharusnya bisa lebih baik lagi menerima pengajaran-pengajaran Tuhan, memahaminya dengan baik, serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita melakukan semua itu, nikmatilah hidup yang bahagia dan berbuah.

Tidak hanya membaca, tapi kita harus mengerti dan melakukan segala sesuatu sesuai firman Tuhan untuk hidup bahagia dan penuh buah
selengkapya...

Senin, 07 September 2009

Mereka bilang ini adalah kisah nyata .....

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur (Filipina) yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman
tersebut.

"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?"
"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta
tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut,"Jangan menyeberang jalan raya sendirian, setiap
kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu
ke seberang jalan . jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang
ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang ?? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan ......sahabatku. "
Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya didepan
altar berbicara sendiri, tapi kemudian Pendeta tersebut bersembunyi dibalik
altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andykepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya . aku makan satu kue dan minum
airku."

"Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue
ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan!"

"aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya . lucunya, aku nggak begitu lapar."

"Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu ini sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa .. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan
ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah ..Tolong Bantu mereka supaya bisa sekolah lagi . tolong Tuhan ??

Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.Tuhan . Engkau mau lihat lukaku ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini .. disini .. aku rasa Engkau tahu yang ini khan.....?? Tolong jangan marahi Ibuku ya ..??? dia hanya
sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku .. Itulah
mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, namanya Anita .... menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku ???
Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei ..... ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira?? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu .tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya.

Ooops aku harus pergi sekarang." Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu, "Bapa Pendeta ....Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah .. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin
gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolaannya kepada
4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosa rio mereka ketika Andy tiba dari pesta
natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku ...'

"Kurang ajar kamu bocah !!! tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!"

Andy begitu terkejut, " Dimana Bapa Pendeta Agaton.??? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya . dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja . tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus ini hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya.... "

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari
keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. Sambil membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah..kamu akan mendapatkannya !!!"

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut didepan Gereja. Dia mulai menyeberang. ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.

Waktunya hanya sedikit untuk menghindar .. dan Andy tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tak bernyawa.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia menangis.Orang- orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,

"Maaf Tuan.apakah anda keluarga bocah malang ini ? Apakah anda mengenalnya? "
Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalamsegera berdiri dan berkata," Dia adalah sahabatku."

Hanya itulah yang dia katakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju
bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa
pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang.

Kerumunan orang tersebut semakin penasaran...

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut.

Pendeta itu bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana anda mengetahui putera andameninggal ?"

"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." ucap ibu Andy terisak.

"Apa katanya ?"

Ayah Andy berkata ,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai Dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu ...


"Apa yang dia katakan?"

"Dia berkata kepada puteraku ..." Ujar sang Ayah "Terima kasih buat kadonya . Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku."

Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. semuanya itu terasa begitu indah .. aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu aku menangis karena bahagia .. aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika Dia meninggalkan kami ada suatu Kedamaian yang memenuhi hati kami, aku
merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita didalam hatiku.

Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, Bapa Pendeta..siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di gerejamu? anda seharusnya mengetahui karena anda selalu berada disana setiap hari, kecuali pada waktu puteraku meninggal ."

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes di pipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik," Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa. kecuali dengan Tuhan."

selengkapya...