Laman

Kamis, 08 Juli 2010

lirik lagu rohani

Bobby One Way - Seharusnya Kudatang

Seringkali ku datang Tuhan
hanya karna sejuta keluhan
seringkali ku lupa Tuhan
seharusnya kudatang

Reff :
Dengan segenap rindu
dari lubuk hatiku
dengan hasrat yang tulus
karna ku cinta pada-mu
tak hanya memikirkan
berkat yang Kau berikan

sungguh hanya karna ku
mengasihi-Mu Yesus
Seringkali aku berdoa
hanya karna tidak ingin dicela
namun kini ku sadar Tuhan
seharusnya ku datang


Bobby One Way - Pujian Sejati
Memuji-Mu
Lewat Suaraku
T'rasa Cukup Bagiku
Namun Semua
Ternyata Lebih Dari Yang Ku Kira
Ku Hanya Peduli Diriku
Ku Tak Mau Tahu Rindu-Mu

Reff:
Tak Cukup Hanya Kubernyanyi
Mengangkat Suara 'Tuk Memuji
Hidup Memberi Diri Kepada-Mu
Itu Kerinduan-Mu

Tak Cukup Mulut Yang Memuji
Tak Cukup Mulut Yang Bernyanyi
Melakukan Firman-Mu
Itulah Pujian Sejati

enkaulah kekuatan ku
Engkaulah Kekuatanku
Tempat Perlindunganku
Saat Badai Menerpa
Aku Tak Akan Goyah
Aku Tak Akan Goyah
S'bab Kau Sertaku
Reff:

Sejauh Langit Dari Bumi
Begitu Besarnya Kasih-Mu
Penuhi Hati Kami Yang Rindu
Menyembahmu, Yesus
Sejauh Langit Dari Bumi
Begitu Besarnya Kasih-Mu
Kaulah Tuhan, Kekuatanku
Sukacitaku

engkaulah kekuatan ku
You Are The Strength Of My Life
You Are My Shelter, My Joy
When The Storms Come In Our Way
Nothing Can Separate Us
Nothing Compares To Your Love
For You Are God


Reff :

As Far As The Heavens Above Us
Oh, Your Love Is Greater Than Everything
We've Come To You And Bow Down At Your Feet
To Worship You Our Lord


As Far As The Heavens Above Us
Oh, Your Love Is Greater Than Everything
You Are My God, You Are My Strength
You Are My Joy

Dennis Jernigan - Engkaulah Segalanya (You Are My All In All)
Engkaulah Kekuatanku
You Are My Strenght When I Am Weak
Engkaulah Kemuliaanku
You Are The Treasure That I Seek
Engkaulah S'galanya
You Are My All In All

Engkau Permata Yang Indah
Seeking You As A Precious Jewel
Tak 'Kan Pernah Kulepaskan
Lord To Give Up, I'd Be A Fool
Engkaulah S'galanya

Back to (*),
Reff,
Ketikaku percaya mujizat itu nyata


Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku
Firman-Mu pelita bagi kakiku
terang bagi jalanku

Waktu kubimbang dan hilang jalanku
tetaplah Kau disisiku

dan takkan kutakut, asal Kau didekatku
besertaku selamanya…

Firman-Mu pelita bagi kakiku
terang bagi jalanku

Sebab Kau Besar
Ku b’rikan kemuliaan dan hormat
Ku angkat suara pujian
Ku agungkan namaMu

S'bab Kau besar
PerbuatanMu ajaib
Tiada seperti Engkau.
(3x)

Maria Shandi - Mujizat Itu Nyata
Tak terbatas kuasamu tuhan
Semua dapat kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin bagi-mu

Reff:
Disaat ku tak berdaya
Kuasa-mu yang sempurna
Ketikaku percaya
Mujizat itu nyata
Bukan karna kekuatan
Namun rohmu ya tuhan
Ketika ku berdoa mujizat itu nyata



baca juga setting gprs otomatis tips kode-hp instal windows dari fd mengakali software trial trik tregistri compiter mendaftar difacebook trik menyembunyikan file ke dalam gambar human beings human doingsk kembali ke depan
selengkapya...

Senin, 05 Juli 2010

PENDERITAAN

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel. Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir.

Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: "Sayangku, apa yang kaulihat?"

"Wortel, telur, dan kopi," jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya "Apa artinya, bapa?"

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.

"Yang mana engkau, anakku?" sang ayah bertanya. "Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?"

Bagaimana dengan ANDA, sobat?

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati, serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100ยบ C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak.

Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?



kembali ke depan
selengkapya...

RAHASIA BERKAT ALLAH

Konon pada suatu hari raja sebuah kerajaan di Asia mengundang seorang sahabatnya untuk datang menghadap. Sahabatnya ini berprofesi sebagai seorang ahli bangunan atau yang kita kenal saat ini dengan sebutan arsitek. Setelah sahabatnya ini datang menghdap, baginda raja lalu berkata, "Sahabatku, dirikanlah sebuah rumah bagiku. Apapun yang engkau perlukan -tukang, uang, bahan bangunan, peralatan- semua yang kau minta akan aku sediakan bagimu. Sekarang bangunkanlah sebuah rumah yang indah bagiku."

Pernahkah Anda mendapat kesempatan yang begitu besar seperti saat ini? Baginda raja tidak menentukan batas waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan. Ahli bangunan itu bebas leluasa untuk bekerja seperti yang dikehendakinya. Ia dapat memakai bahan-bahan bangunan terbaik, juga tukang-tukang terbaik di kerajaan itu. Tidak lama kemudian, ia mulai mengerjakan proyek pembangunan rumah tersebut.

Namun, bukannya membangun rumah tersebut dengan desain yang seindah dan sebaik mungkin, ia malah menghemat secara luar biasa di sana-sini. Ahli bangunan itu hanya memakai bahan-bahan bangunan kualitas kedua, dan tukang-tukang yang kurang terampil. Uang pembangunan rumah itu, banyak yang masuk ke kantong pribadinya. Ia dengan lihai dapat menutupi dan memoles bagian-bagian rumah yang cacat dan kurang baik, sehingga rumah itu kelihatan bagus penampilannya.

Saat peresmian pun tiba. Dengan bangga raja melihat rumah tersebut. Kemudian di hadapan khalayak ramai, ia berkata, "Rumah ini aku hadiahkan untuk sahabatku terkasih, ahli bangunan terbaik negeri ini," sambil menjabat tangan ahli bangunan sahabatnya tersebut.

Seringkali umat Tuhan berlaku seperti ahli bangunan tersebut. Allah telah memberikan segala yang terbaik dalam hidup ini. Ia memberikan kesehatan, nafas, keluarga yang baik, studi yang berhasil dan diberkati bahkan pekerjaan yang baik.

Tetapi, acapkali umat Tuhan ketika harus memberi untuk pekerjaan Tuhan di gereja, mereka berusaha mencari nilai rupiah yang terkecil. Bukannya memberi yang terbaik melainkan memberi persembahan dari kembalian uang parkir, sisa uang makan dan sebagainya. Hal ini mendukakan Allah. Jauhkanlah sifat pelit dari hidupmu. Mulailah memberi yang terbaik dengan sukacita bagi kerajaan Allah.



kembali ke depan
selengkapya...

RAHASIA BERKAT ALLAH

Konon pada suatu hari raja sebuah kerajaan di Asia mengundang seorang sahabatnya untuk datang menghadap. Sahabatnya ini berprofesi sebagai seorang ahli bangunan atau yang kita kenal saat ini dengan sebutan arsitek. Setelah sahabatnya ini datang menghdap, baginda raja lalu berkata, "Sahabatku, dirikanlah sebuah rumah bagiku. Apapun yang engkau perlukan -tukang, uang, bahan bangunan, peralatan- semua yang kau minta akan aku sediakan bagimu. Sekarang bangunkanlah sebuah rumah yang indah bagiku."

Pernahkah Anda mendapat kesempatan yang begitu besar seperti saat ini? Baginda raja tidak menentukan batas waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan. Ahli bangunan itu bebas leluasa untuk bekerja seperti yang dikehendakinya. Ia dapat memakai bahan-bahan bangunan terbaik, juga tukang-tukang terbaik di kerajaan itu. Tidak lama kemudian, ia mulai mengerjakan proyek pembangunan rumah tersebut.

Namun, bukannya membangun rumah tersebut dengan desain yang seindah dan sebaik mungkin, ia malah menghemat secara luar biasa di sana-sini. Ahli bangunan itu hanya memakai bahan-bahan bangunan kualitas kedua, dan tukang-tukang yang kurang terampil. Uang pembangunan rumah itu, banyak yang masuk ke kantong pribadinya. Ia dengan lihai dapat menutupi dan memoles bagian-bagian rumah yang cacat dan kurang baik, sehingga rumah itu kelihatan bagus penampilannya.

Saat peresmian pun tiba. Dengan bangga raja melihat rumah tersebut. Kemudian di hadapan khalayak ramai, ia berkata, "Rumah ini aku hadiahkan untuk sahabatku terkasih, ahli bangunan terbaik negeri ini," sambil menjabat tangan ahli bangunan sahabatnya tersebut.

Seringkali umat Tuhan berlaku seperti ahli bangunan tersebut. Allah telah memberikan segala yang terbaik dalam hidup ini. Ia memberikan kesehatan, nafas, keluarga yang baik, studi yang berhasil dan diberkati bahkan pekerjaan yang baik.

Tetapi, acapkali umat Tuhan ketika harus memberi untuk pekerjaan Tuhan di gereja, mereka berusaha mencari nilai rupiah yang terkecil. Bukannya memberi yang terbaik melainkan memberi persembahan dari kembalian uang parkir, sisa uang makan dan sebagainya. Hal ini mendukakan Allah. Jauhkanlah sifat pelit dari hidupmu. Mulailah memberi yang terbaik dengan sukacita bagi kerajaan Allah.



kembali ke depan
selengkapya...

MENDENGAR TAPI TIDAK MENGERTI

Suatu ketika, ada seorang pemuda yang berumur 20 tahun, disuruh berjaga di rumah oleh ibunya. Ibunya hendak ke pasar.

Ibunya berpesan, "Nak, tolong jaga pintu yah, ibu mau ke pasar dulu. Jangan biarkan orang lain masuk."

Lalu pergilah sang ibu. Sang pemuda mengambil kursi dan duduk di depan pintu rumah. Beberapa menit kemudian, ada seorang melihatnya dan bertanya, "Nak, apakah ibumu ada di rumah?"

Jawabnya, "Tidak ada. Ibu sedang ke pasar."

"Oh, kalau begitu, tolong antarkan aku menyusul ibumu."

"Baiklah," jawab si pemuda itu. Ia lalu mencopot pintu rumah dan membawanya bersama orang itu.

Di tengah jalan, orang itu berkata bahwa ia lupa membawa suatu barang dan disuruhnya sang pemuda itu untuk menunggunya di jalan. Lalu, pergilah orang itu.

Pemuda itu menunggu, dan tak lama kemudian ibunya menjumpainya di jalan itu. Ibunya bertanya, "Nak, kenapa engkau kemari dan kenapa membawa pintu?"

Sang Pemuda menceritakan perihal orang itu dan ibunya hanya bisa berkata, "Dia itu maling, engkau ditipunya."

Benar saja, ketika mereka sampai di rumah, rumah itu sudah bersih dari semua perabotannya dan orang itu menghilang entah kemana.

Saudara, sering kali kita mendengar Tuhan bicara, entah menasehati atau berkata yang lain, baik lewat renungan pribadi, khotbah, atau orang lain, tapi kita tidak atau mengerti maksudNya. Memang bukan salah kita 100% karena mungkin ada masalah yang sedang kita pikirkan namun ternyata Dia menghendaki sesuatu dari kita.

Satu hal yang perlu kita perhatikan yaitu Tuhan bicara soal kewaspadaan terhadap tipuan iblis yang mau mencuri perhatian supaya kita tidak memperhatikanNya, melainkan menjadi lengah.

Karena begitu lembutnya tipuan itu, sehingga kita tidak merasakan hal itu sebagai tipuan. Bisa saja iblis memakai nama atau mukjizat Tuhan untuk kejahatannya, tapi kita diberi kepekaan untuk bisa membedakannya.




kembali ke depan
selengkapya...

MENDENGARKAN SUARA TUHAN

Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu.

Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, "Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?"

Si pengkhotbah tua itu pergi ke ruang lain dan duduk di sana. Lalu dia berbicara sesuatu dan menanti jawaban si pemuda. Tentu saja si pemuda itu tidak mendengarkan dengan jelas, sehingga dia ikut-ikutan pindah ruangan.

"Apa sih katamu?" tanya si pemuda penasaran. Si pengkhotbah itu mengulangi kata-katanya dengan perlahan sekali, seperti sedang bergumam sendiri. Tetapi si pemuda belum menangkap bisikan si pengkhotbah. Dia terus mendekati si pengkhotbah tua ini dan duduk di bangku sebelahnya.

Si pemuda itu lagi-lagi bertanya, "Apa katamu? maaf, saya tadi belum mendengarnya."

Dengan lembut, si pengkhotbah memegang pundak si pemuda, "Saudaraku, Allah kadang-kadang berbisik, jadi kita perlu lebih dekat menghampiriNya, agar dapat mendengar Dia dengan lebih jelas lagi." Si pemuda itu tertegun dan akhirnya dia mengerti.

Kita seringkali menginginkan jawaban Tuhan bak petir yang menggelegar di udara dan sekaligus meneriakkan jawaban dariNya. Tetapi Allah sering diam, kadang Dia bicara dengan lembut, bahkan berbisik. Hanya dengan satu alasan: agar Anda mau menghampiri takhta kemuliaanNya dan lebih dekat kepadaNya. Setelah Anda berada di dekatNya, Anda baru bisa mendengar jawaban Tuhan dengan jelas.

Indah sekali untuk mengetahui bahwa kita melakukan sesuatu yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan cara yang tepat dan bersama orang-orang yang tepat. Itulah yang terjadi apabila kita dipimpin oleh Roh Kudus.



kembali ke depan
selengkapya...

Selasa, 11 Mei 2010

Jangan Menangis Mama

Bu Sally segera bangun ketika melihat dokter bedah keluar dari kamar operasi .
Dia bertanya dengan penuh harapan:
Bagaimana anakku?
Apakah dia dapat disembuhkan?
Kapan saya boleh menemuinya?
Dokter bedah menjawab, “Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya anak Ibu tidak tertolong"
Bu Sally bertanya dengan hati remuk, “Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa terkena kanker?
Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi?
Di mana Engkau Tuhan ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "
Dokter bedah bertanya, “Apa Ibu ingin bersama dengan anak Ibu selama beberapa waktu?
Perawat akan keluar untuk beberapa menit sebelum jenazahnya dibawa ke universitas. "
Bu Sally meminta perawat tinggal bersamanya saat dia akan mengucapkan selamat jalan kepada anak lelakinya.
Dengan penuh kasih dia mengusap rambut anaknya yang hitam itu.
“Apa Ibu ingin menyimpan sedikit rambutnya sebagai kenangan?” perawat itu bertanya.
Bu Sally mengangguk. Perawat memotong sedikit rambut dan menaruhnya di dalam kantong plastik untuk disimpan.
Ibu Sally berkata, Jimmy anakku ingin mendonorkan tubuhnya untuk diteliti di Universitas.
Dia mengatakan mungkin dengan cara ini dia dapat menolong orang lain yang memerlukan.
“Awalnya saya tidak membolehkan tapi Jimmy menjawab, 'Ma, saya kan sudah tidak membutuhkan tubuh ini setelah mati nanti. Mungkin tubuhku dapat membantu anak lain untuk bisa hidup lebih lama dengan ibunya. "
Bu Sally terus bercerita, “Anakku itu memiliki hati emas. Jimmy selalu memikirkan orang lain. Selalu ingin membantu orang lain selama dia bisa melakukannya. "
Bu Sally meninggalkan rumah sakit setelah menghabiskan waktunya selama enam bulan di sana untuk merawat Jimmy…
Dia membawa kantong yang berisi barang-barang anaknya. Perjalanan pulang sungguh sulit baginya. Lebih sulit lagi ketika dia memasuki rumah yang terasa kosong.
Barang-barang Jimmy ditaruhnya bersama kantong plastik yang berisi segenggam rambut itu di dalam kamar anak lelakinya.
Dia meletakkan mobil mainan dan barang-barang milik pribadi Jimmy, anaknya, di tempat Jimmy biasa menyimpan barang-barang itu.
Kemudian dibaringkan dirinya di tempat tidur. Dengan membenamkan wajahnya pada bantal, dia menangis hingga tertidur. Di sekitar tengah malam, Sally terjaga. Di samping bantalnya terdapat sehelai surat yang terlipat.
Surat itu berbunyi:

“Mama tercinta,
Saya tahu Mama akan kehilangan saya, tetapi saya akan selalu mengingatmu Ma dan tidak akan berhenti mencintaimu walaupun saya sudah tidak bisa mengatakan ‘Aku sayang mama’.
Saya selalu mencintaimu bahkan semakin hari akan semakin sayang padamu Ma. Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi. Sebelum saat itu tiba, jika Mama mau mengadopsi anak lelaki agar tidak kesepian, bagiku tidak apa-apa Ma .
Dia boleh tidur di kamarku dan bermain dengan mainanku. Tetapi jika Mama memungut anak perempuan, mungkin dia tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh kami, anak lelaki.
Mama harus membelikannya boneka dan barang-barang yang diperlukan oleh anak perempuan. Jangan sedih karena memikirkan aku Ma. Tempat aku berada sekarang begitu indah. Kakek dan nenek sudah menemuiku begitu aku sampai di sana dan mereka menunjukkan tempat-tempat yang indah. Tapi perlu waktu lama untuk melihat segalanya di sana.
Malaikat itu sangat pendiam dan tampak dingin. Tapi saya senang melihatnya terbang. Dan apa Mama tahu apa yang kulihat? Yesus tidak terlihat seperti gambar-gambar yang dilukis manusia. Tapi, ketika aku melihat-Nya, aku yakin Dia adalah Yesus. Yesus sendiri mengajakku menemui Allah Bapa! Tebak Ma apa yang terjadi? Aku boleh duduk di pangkuan Bapa dan berbicara dengan-Nya seolah-olah aku ini orang yang sangat penting.
Aku menceritakan kepada Bapa bahwa aku ingin menulis surat kepada Mama untuk mengucapkan selamat tinggal dan kata-kataku yang lain. Namun aku sadar bahwa hal ini pasti tidak diperbolehkan-Nya. Tapi Mama tahu, Allah sendiri memberikan sehelai kertas dan pensil-Nya untuk menulis surat ini kepada Mama.
Saya pikir malaikat Gabriel akan mengirimkan surat ini kepadamu Ma. Allah mengatakan akan menjawab pertanyaan Mama ketika Mama bertanya ‘Di mana Allah pada saat aku membutuhkan-Nya?’ Allah mengatakan Dia berada bersama diriku seperti halnya ketika putera-Nya Yesus disalib.
Dia ada di sana Ma, dan dia selalu berada bersama semua anak. Ngomong-ngomong, tidak ada orang yang dapat membaca apa yang aku tulis selain Mama sendiri. Bagi orang lain, surat ini hanya merupakan sehelai kertas kosong. Luar biasa kan Ma? Sekarang saya harus mengembalikan pensil Bapa yang aku pinjam.
Bapa memerlukan pensil ini untuk menuliskan nama-nama dalam Buku Kehidupan. Malam ini aku akan makan bersama dengan Yesus dalam perjamuan-Nya. Aku yakin makanannya akan lezat sekali.
Oh, aku hampir lupa memberitahukanmu Ma. Aku sudah tidak kesakitan lagi. Penyakit kanker itu sudah hilang. Aku senang karena aku tidak tahan merasakan sakit itu dan Bapa juga tidak tahan melihat aku kesakitan.
Itulah sebabnya mengapa Dia mengirim Malaikat Pembebas untuk menjemputku. Malaikat itu mengatakan bahwa diriku merupakan kiriman istimewa! Bagaimana Ma?

Salam kasih dari Allah Bapa, Yesus & aku.

(Setan akan menghalangi surat ini)

Sempatkan diri Anda selama 60 detik untuk meneruskan surat ini dan Anda akan menyelamatkan banyak orang yang percaya untuk saling mendoakan. Kemudian heninglah sebentar dan rasakan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam hidup Anda agar Anda melaksanakan perbuatan yang dikehendaki oleh Bapa “Ketika Anda jatuh, Tuhan akan membangkitkan Anda.”
Email surat ini.

Judul: jangan menangis mama

Kirimkan surat ini kepada teman-teman Anda dan Anda melihat bagaimana Roh Kudus menerangi hidup Anda.

“~Tuhan memberkati Anda ~”

kembali ke depan
selengkapya...

TIDAK MENANGIS WAKTU AKU KALAH

"Aku berdoa supaya aku tidak menangis waktu aku kalah...."
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah
siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap
mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri,sebab memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding
semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk
berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit
lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark
bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya
sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan.
Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah
siap 4 mobil, dengan 4 pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti
sedang berdoa.
Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".
Dor!!! Tanda telah dimulai.
Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil tu pun meluncur dengan cepat.
Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.
"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka.
Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai.
Dan...
Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati.
"Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya.
"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?"
Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.
Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku,
hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi
ruangan.
Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua.
Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian.
Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta
Tuhan mengabulkan semua harapannya.
Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.
Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan
kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk
berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk
menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa
pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.
Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah
untuk percaya bahwa kita kuat.
Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau
kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah
menyerah.
Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian.
Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut.
Amin....

Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya.
Amsal 15:23
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Amsal 16:24
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. Amsal 17:27


kembali ke depan
selengkapya...

Pohon Apel dan Anak Lelaki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu
setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu
sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat
mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini
telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel
itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke
sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan
anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki
itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang
untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh
mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan
uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat
senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi
dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah
datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang
melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon
apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus
bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat
tinggal. Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki
rumah.
Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon
apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa
bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak
pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel
merasa sangat bersuka cita menyambutnya."Ayo bermain-main lagi
denganku," kata pohon apel."Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku
sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan
berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar
dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan
membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak
pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun
kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak
memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak
memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata
pohon apel."Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak
lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku
berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua
dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah
setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah
kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan
beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan
beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di
pelukan akar-akar pohon.
Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air
matanya.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu
kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya
datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak
peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk
memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat
kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan
orang tua kita.
Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan.
Dan,yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya;
dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan
diberikannya pada kita.



kembali ke depan
selengkapya...

Kamis, 08 April 2010

Anda spesial

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik. Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepadahadirin,

"Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

"Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini."

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?" Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

"Baiklah," jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya. Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.

"Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.

"Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.

Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.-

Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti.

Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan.
Jangan pernah lupa - Anda spesial...!!!

“Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18b)

kembali ke depan
selengkapya...

Selasa, 06 April 2010

sudah teratur pada tempatnya

Ada seorang petani yang punya kebun sangat luas. Segala macam tanaman, khususnya buah-buahan ada di dalamnya. Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, dengan hati yang gembira pak tani itu pergi ke kebunnya untuk memetik sebagaian dari buah-buahan untuk dijual.begitu gembiranya ia memetik buah-buahan, sehingga tidak terasa hari sudah hampir sore dan ia baru inga kalau ia belum makan.
Sambil bersiul ia berjalan hendak berteduh di bawah pohon besar yang daunnya rindang untuk membuka bekal makan siangnya. Wah, ternyata ia lupa membawa bekal dari rumah. Ia sangat kecewa, namun tiba-tiba rasa laparnya hilang ketika sekali lagi ia memandang ke seluruh kebunya dan melihat begitu melimpahnya buah-buahan yang siap untuk dipetik dan dijual.
Ia kemudian duduk melepaskan lelah di bawah pohon besar itu. Tidak jauh dari tempat ia duduk, ada buah labu yang sangat besar. Petani itu kemudian berbaring di tanah sambil menengadah ke atas mengamati pohon besar tempatnya berlindung. Ia bergumam, ”Ah....ternyata Tuhan tidak adil, masakan pohon yang besar seperti ini diberikan buah yang kecil seperti kelereng. Sementara labu yang batangnya kecil bisa menghasilkan buah yang sangat besar, mungkin beratnya berlipat kali bila dibandingkan dengan pohonnya. Aku heran apa yang ada dalam pikiran Tuhan ketika menciptakan ini semua?”
Sementara merenungi apa yang ia saksikan, tiba-tiba ada satu buah kecil yang jatuh dari pohon tempatnya bernaung. Buah itu jatuh tepat menimpa hidungnyasehingga ia merasa kesakitan. Spontan petani tersebut beryeriak, ”Aduh...buah sekeci ini kok jatuhnya tepat di hidungku ya?..eh untung juga buahnya kecil. Andai kata besarnya seperti labu ini, jangankan hidung, kepalaku pun akan ikut pecah. Wah, beruntung sekali buah pohon ini kecil. Tuhan ...ternyata segala sesuatu engkau sudah atur pada tempatnya. Betapa ajaib karyaMu. Betapa aku bersyukur untuk semua yang tersedia dan Engkau ciptakan. Tidak ada yang bisa melampaui apa yang Engkau sudah rancangkan bagi manusia....”

kembali ke depan
selengkapya...

Jumat, 02 April 2010

Saya kan Masih Muda...

Ayat bacaan: Bilangan 27:18
======================
"Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya"

"Ah nanti saja, saya kan masih muda..biarkan yang tua-tua saja duluan, saya ikut 'gerbong terakhir' ntar.." canda seorang siswa di kampus ketika di ajak teman-temannya untuk berdoa. Candaan ini bukan baru pertama kali saya dengar. Saya merasa geli sendiri, apa 'gerbong kereta' menuju Tuhan itu mungkin bakal kepenuhan? Mengapa harus yang tua-tua duluan sementara yang muda belakangan? Secara logika pada umumnya memang yang muda akan memiliki waktu yang lebih panjang di banding orang yang sudah tua. Namun siapa yang bisa memastikan bahwa 'gerbong terakhir' itu akan tetap tersedia? Bagaimana jika kita keburu dipanggil menghadap Tuhan sebelum 'gerbong terakhir' itu sampai kepada kita?

Alkitab memberi banyak contoh orang-orang yang dipakai sejak muda. Ada Yoas, yang menjadi raja sejak usia 7 tahun (2 Raja-Raja 11:21) dan memerintah selama 40 tahun. Yoas sejak muda sudah menunjukkan kemampuannya memimpin, dan dikatakan ia selalu melakukan apa yang benar. "Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia." (12:2). Kita bisa melihat bahwa usia bukanlah kendala untuk hidup benar. Usia tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda hidup yang penuh ketaatan. Yoas tidak saja hidup berkenan di hadapan Tuhan, ia bahkan bisa menjadi seorang pemimpin hingga kurun waktu yang panjang. Dalam kisah lain kita tahu bagaimana Daud mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin dari Gat, di usia yang masih sangat muda. Tidak saja muda, bahkan dikatakan Daud pada waktu itu masih sangat muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. (1 Samuel 17:42). Tapi kita tahu apa yang terjadi selanjutnya. Dalam kisah Daud pun kita melihat hal yang sama, bahwa siapapun manusia, meski masih sangat muda sekalipun bisa dipakai Tuhan. Artinya tanpa pandang usia, kita semua haruslah mau belajar sejak dini untuk hidup kudus, taat pada firman Tuhan dan berjalan mengikuti kehendakNya.

Dalam kisah Yosua kita melihat bagaimana proses peralihan tampuk kepemimpinan perjalanan bangsa Israel dari Musa kepada dirinya. Tuhan tahu bahwa tugas yang akan diemban Yosua tidaklah mudah. Yosua pun tahu bahwa tanggungjawab yang diletakkan di atas pundaknya begitu berat. Tapi lihatlah bagaimana Tuhan menyiapkan Yosua. Sejak awal Yosua rajin mengikuti Musa kemanapun Musa pergi. Ketika Musa mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Yosua pun ikut menyaksikan, bahkan ia terus bertahan di sana karena terpana menyaksikan kemuliaan Tuhan. "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11). Sejak muda Yosua sudah dilatih. Dan ketika saatnya tiba, Tuhan masih menyuruh Musa untuk meneguhkan Yosua. "Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu." (Ulangan 3:28).

Sebuah pertanyaan lain mungkin muncul. Mengapa harus Yosua yang dipilih? Yosua dipilih karena ia adalah seorang pemuda yang takut akan Tuhan. Meski masih muda, ia sudah menunjukkan loyalitas tinggi baik kepada Musa maupun Tuhan. Ayat bacaan hari ini menggambarkan bagaimana Allah berkenan kepada Yosua. "Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya" (Bilangan 27:18). Yosua adalah seorang yang penuh roh di usia mudanya. Yosua tidak menunggu hingga tua dulu baru taat, tapi ia sudah menjadikan ketaatan sebagai karakter dan gaya hidupnya sejak muda. Di bagian lain hal ini kembali ditegaskan. "Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa." (Ulangan 34:9).

Kepada teman-teman yang masih berusia muda, jangan jadikan usia sebagai halangan atau alasan untuk melakukan kehendak Tuhan, termasuk melayani, melakukan pekerjaanNya. Tuhan meminta anda-anda yang masih muda untuk mampu tampil sebagai teladan, baik dalam perkataan, tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian. (1 Timotius 4:12). Mungkin di usia muda anda merasa belum mampu, itu wajar. Tapi bukankah apa yang diminta Tuhan hanyalah kerelaan kita dan bukan kemampuan atau kehebatan kita? Bukankah Tuhan adalah Allah yang menyediakan? Kepada orang-orang yang dipakaiNya pun Dia pasti selalu menyediakan segala sesuatu terlebih dahulu termasuk menganugerahkan Roh Kudus agar kita dimampukan menjadi saksi-saksiNya. (Kisah Para Rasul 1:8). Jangan tunggu 'gerbong terakhir', tapi segeralah naik ketika 'gerbong' kesempatan itu hadir di hadapan anda sebelum terlambat. Jangan tunda karena tidak ada yang tahu berapa lama kita punya kesempatan di dunia ini. Tuhan mampu memakai siapapun, termasuk yang masih muda, dan Dia akan melengkapi dengan cukup agar anda mampu. Tuhan siap menyediakan perkara-perkara besar kepada orang-orang muda yang setia. Take the chance before it's too late. Are you ready?

Usia muda bukanlah halangan untuk setia melakukan kehendakNya


kembali ke depan
selengkapya...

Yang Merendah Yang Ditinggikan

"Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1 Petrus 5:6)"

Baiklah kita ingat bahwa ayat di atas adalah bagian sebuah surat Rasul Petrus kepada gereja purba yang sedang menderita karena iman mereka kepada Kristus (bukan karena jahat, melanggar hukum atau tidak pintar bergaul). Alih-alih membenarkan dan memperkuat ego mereka, Rasul Petrus malah meminta umat Kristen yang sedang susah itu agar merendahkan diri mereka. Ya, orang-orang yang menderita karena benar dan berbuat baik itu disuruh merendahkan dirinya. Hebat sekali.

Ajakan Rasul Petrus ini mengingatkan kita orang-orang Kristen masa kini agar tidak menjadi orang-orang sombong dan congkak, apalagi ketika kita merasa diri kita benar dan baik, dan dekat dengan Tuhan. Kebenaran, bahkan penderitaan karena iman dan kebenaran, bukanlah alasan untuk meninggikan diri, menganggap diri lebih suci atau mulia dibanding orang lain. Sebagai orang-orang benar sekali pun kita tetap harus rendah hati. Sebagai orang-orang pilihan Tuhan sekali pun kita tetap harus bertobat dan senantiasa berjuang melawan kehendak jahat yang ada dalam diri sendiri.

Namun bukan hanya itu. Rasul Petrus juga mengingatkan dalam kesukaran dan penderitaan kita harus merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, sebab hanya dalam kerendahan hati itulah kita sungguh-sungguh mengakui dan karena itu mengalami kekuatan dan kemuliaan kasihNya. Sebab Allah bukan hanya menyembunyikan wajahNya tetapi juga sangat membenci orang-orang congkak atau tinggi hati. Persis seperti kata Yesus: barangsiapa meninggikan dirinya akan direndahkan Allah, tetapi siapa yang yang merendahkan dirinya justru akan ditinggikan Allah.

Doa:
Ya Tuhan, kami merendahkan diri kami di hadapanMu mengaku: sekali pun kami merasa beriman dan benar, kami tetap tidak bebas dari kekeliruan dan kesalahan. Ya, kami mengaku tidak sempurna. Sebab itu ajarlah kami senantiasa rendah hati dan mengakui kami memerlukan pertolonganMu. Sadarkanlah hati kami, ya Tuhan, janganlah biarkan umatMu jatuh atau sesat karena kesombongannya. Dalam Yesus. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...

Menguji Iman Sendiri

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika kamu tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (2 Kor 13:5)"

Apa boleh buat, kita memang hidup di tengah masyarakat telat berkembang, yang bukan saja kurang serius kepada hal-hal pemeriksaan, penyelidikan dan pengujian, tetapi juga seringkali tidak jujur. Lihatlah! Begitu banyak pemilik kenderaan pribadi apalagi umum yang merasa tidak punya waktu, tidak penting, atau tidak perduli untuk memeriksa kondisi kenderaannya sebelum berangkat. Lebih parah, pemilik armada angkutan udara dan laut juga sama sifatnya, sehingga wajar saja kecelakaan pesawat terbang dan kapal banyak terjadi. Jalan-jalan rusak karena truk-truk yang kelebihan muatan kongkalikong dengan jembatan timbang yang seharusnya bertugas memeriksa dan menguji mereka. Di dunia akademik, selain siswa/ mahasiswa banyak yang masih gemar mencontek kadang guru-guru juga membocorkan soal ujian, dengan motif pribadi atau malah kesepakatan sekolah! Fit and proper tes yang dilakukan parlemen sulit diketahui kebenarannya karena juga sarat dengan suap dan korupsi.

Namun ada lagi yang lebih parah. Banyak orang di negeri ini, entah ajaran dari mana, yang sangat takut memeriksa dan menyelidiki dirinya sendiri. Alhasil banyak orang baru tahu penyakitnya setelah parah, dan selanjutnya datang ke rumah sakit terlambat. Alih-alih ingin mengetahui keadaan diri sebenarnya, banyak orang malah memelihara bayangan dan harapan palsu tentang dirinya. Itulah sebabnya para dukun sangat laris, apalagi yang membawa-bawa Alkitab dan nama Yesus, sebab mereka tahu betul banyak orang tidak suka mengetahui kondisi dirinya sesungguhnya, dan karena itu ingin mendengar “kabar baik walau bohong”.

Firman hari ini mengajak kita agar senantiasa memeriksa dan menguji diri kita sendiri: kesehatan fisik dan psikis, kemampuan mental dan intelektual, serta kondisi rumah dan berbagai peralatan rumah tangga yang kita gunakan sehari-hari. Lebih dari itu firman hari ini menantang kita juga memeriksa iman dan spiritualitas kita. Bagaimana keadaan sebenarnya iman kita kepada Tuhan? Jika diselidiki dan diuji secara mendalam: apakah kita taat kepada Tuhan, mengasihi sesama, dan penuh dengan pengharapan?

Seorang teolog mengatakan ada 4(empat) situasi hidup yang bisa kita pergunakan sebagai alat untuk membantu kita menguji iman dan spiritualitas kita. Pertama: saat kita sedang marah. Kedua: saat kita sedang sendirian dan kesepian, tak seorang pun ada di dekat dan melihat kita. Ketiga: saat kita sedang memiliki suatu obsesi atau keinginan yang sangat kuat. Keempat: saat kita berkelimpahan uang. Pertanyaan menguji iman: apakah ketika berada dalam kondisi-kondisi itu kita masih dapat disebut sebagai Kristen atau pengikut Yesus yang baik? Bagaimanakah iman, kasih dan pengharapan kita di saat kita sedang marah, kesepian, terobsesi, atau berkelimpahan materi? Jawablah jujur. Sebelumnya mintalah kepada Tuhan agar kamu diberikan hati yang ingin mengetahui kebenaran, atau keadaan imanmu sebenar-benarnya.

Doa:
Ya Allah, berilah kepada kami hati yang jujur dan ikhlas, agar kami selalu ingin dan berani mengetahui kondisi diri kami sebenarnya. Tolonglah dan mampukanlah kami memeriksa, menyelidiki dan mengevaluasi diri dan hidup kami. Karuniakanlah kami Roh Kudus agar kami juga menguji iman kami supaya kami tahu keadaan iman kami sesungguhnya, dan kami mau memperbaiki dan meningkatkannya. Ya Allah, berkatilah kami. Buatlah kami berbahagia dan selalu gembira bersama Yesus, Tuhan dan Juruslamat kami. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...

Belajar Bijak Kepada Semut

"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. (Amsal 6:6)"

Disamping bebal dan terlalu banyak bicara, maka sifat lain yang sangat dicela dalam kitab Amsal adalah: malas atau kemalasan. Kemalasan mendatangkan kemiskinan dan kerja paksa (Amsal 6:11, 11:24). Si pemalas adalah saudara si perusak (Amsal 18:9) sebab oleh kemalasan runtuhlah atap (Pengkotbah 10:18). Hati si pemalas penuh dengan keinginan tetapi semuanya sia-sia (Amsal 13:4). Si pemalas suka membayangkan ada singa berkeliaran di jalan-jalan sehingga dia memilih tidur-tiduran di rumah. (Amsal 26:13). Bahkan untuk memasukkan makanan yang sudah ada di depannya ke mulutnya si pemalas tidak punya daya (Amsal 16:15). Sebab itulah si pemalas dibunuh oleh keinginannya sendiri (Amsal 21:25).

Penulis Amsal menyuruh orang-orang malas agar belajar kepada semut, memperhatikan tingkah langkah hewan-hewan kecil ini, supaya mereka menjadi bijak. Kita tahu semut adalah hewan yang sangat rajin, tekun, selalu menyibukkan diri, dan hebatnya bisa bekerja sama. Dari film-film dokumenter yang dibuat kita tahu semut bukan saja mengumpulkan bahan makanan tetapi juga “bertani” sejenis jamur dan “beternak” serta melakukan berbagai aktivitas untuk mengelola kerajaannya. Satu hal lagi yang baik: semut selalu berciuman atau bersalaman (?) saban kali berjumpa.

Tuhan menganugerahkan kita manusia akal budi melampaui, melampaui, semut-semut kecil itu. Tuhan bahkan memberi kita kemampuan berimajinasi, berkreasi, berekspresi dan berorganisasi di atas semut-semut kecil itu. Sebab itu tidak ada lagi alasan bagi kita bermalas-malasan, menganggur tak punya kerjaan, atau bersikap putus asa dan apatis menghadapi masalah kehidupan. Kemampuan kita jauh melampaui semut, burung atau berang-berang. Sebab itu marilah kita bekerja dan berkarya. Marilah kita melakukan sesuatu yang konkret untuk mengatasi masalah atau membuat hidup kita lebih sejahtera dan bahagia. Marilah kita melakukan langkah nyata ke depan, tidak hanya berdiam diri atau mengeluh saja. Ya, mari kita bangkit bersama-sama.

Doa:
Ya Allah, kami mau belajar jadi menjadi orang baik dan bijak. Berilah kami semangat menyala-nyala. Desaklah kami agar rajin, tekun dan gembira berbuat berbagai kebajikan agar kehidupan di dunia ini lebih sejahtera dan membahagiakan. Bantulah kami memerangi kemalasan diri kami sendiri. Ya Allah, Engkau masih bekerja mendatangkan kebaikan sampai hari ini. Biarlah kami bekerja juga dengan kekuatan yang Kauanugerahkan dalam Yesus. AMIN.

Pdt Daniel T.A. Harahap

selengkapya...

Selasa, 30 Maret 2010

KISAH LANTAI PUALAM

Alkisah terdapat sebuah museum yang lantainya terbuat dari batu pualam yang indah. Di tengah-tengah ruangan museum itu dipajang sebuah patung pualam pula yang sangat besar. Banyak orang datang dari seluruh dunia mengagumi keindahan patung pualam itu. Suatu malam, lantai pualam itu berkata pada patung pualam.

Lantai Pualam: "Wahai patung pualam, hidup ini sungguh tidak adil. Benar-benar tidak adil! Mengapa orang-orang dari seluruh dunia datang kemari untuk menginjak-injak diriku tetapi mereka mengagumimu? Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam: "Oh temanku, lantai pualam yang baik. Masih ingatkah kau bahwa kita ini sesungguhnya berasal dari gunung batu yang sama?"

Lantai Pualam: "Tentu saja, justru itulah mengapa aku semakin merasakan ketidakadilan itu. Kita berasal dari gunung batu yang sama, tetapi sekarang kita menerima perlakuan yang berbeda. Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam: "Lalu apakah kau masih ingat ketika suatu hari seorang pemahat datang dan berusaha memahat dirimu, tetapi kau malah menolak dan merusakkan peralatan pahatnya?"

Lantai Pualam: "Ya, tentu saja aku masih ingat. Aku sangat benci pemahat itu. Bagaimana ia begitu tega menggunakan pahatnya untuk melukai diriku. Rasanya sakit sekali!"

Patung Pualam: "Kau benar! Pemahat itu tidak bisa mengukir dirimu sama sekali karena kau menolaknya."

Lantai Pualam: "Lalu?"

Patung Pualam: "Ketika ia memutuskan untuk tidak meneruskan pekerjaannya pada dirimu, lalu ia berusaha untuk memahat tubuhku. Saat itu aku tahu melalui hasil karyanya aku akan menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda. Aku tidak menolak peralatan pahatnya membentuk tubuhku. Aku berusaha untuk menahan rasa sakit yang luar biasa."

Lantai Pualam: "Mmmmmm...."

Patung Pualam: "Kawanku, ini adalah harga yang harus kita bayar pada segala sesuatu dalam hidup ini. Saat kau memutuskan untuk menyerah, kau tak boleh menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi pada dirimu sekarang."

Bagaimana dengan kita? Sudah siapkah untuk 'dipahat'?

selengkapya...

Tak Sesulit Yang Dibayangkan

Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar beberapa inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.

Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi.

Maka, atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.

selengkapya...

Siapakah aku ..?

Aku adalah teman tetapmu

Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat.

Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan.

Aku sepenuhnya tunduk kepada perintahmu.

Sebagian hal yang kulakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku,
maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur - kamu tinggal tegas terhadapku.

Tunjukkan kepadaku bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan
dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis.

Aku adalah hamba dari semua insan besar, dan sayangnya, juga hamba dari semua pecundang.

Mereka yang besar, telah kujadikan besar.

Mereka yang gagal, telah kujadikan pecundang.

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan ketepatan seperti mesin ditambah intelejensi manusia.

Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau demi kehancuran - tak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. Kendorlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu.

Siapakah aku?

Aku adalah Kebiasaan.

Source : 7 Habits of Highly Effective Teens - Sean Covey
selengkapya...

Sabtu, 20 Februari 2010

10 ALASAN BAIK MENGAPA KITA PERLU BERDOA DENGAN TEKUN

1. Mengurangi daya stress yang ditimbulkan oleh beraneka ragam persoalan hidup yang kita alami mereka yang suka malas berdoa akan lebih mudah untuk mengalami stress

2. Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan mereka yang lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan kemarahan mereka yang sedang mau marah dan kemudian berdoa niscaya emosinya menjadi stabil

3. Mengurangi bahkan menghilangkan rasa putus asa mereka yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus asa saat berada dalam kegagalan dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali malas berdoa

4. Meningkatkan ketegaran hati mereka yang lebih tekun berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar yang dikehendakinya bahkan peristiwa pahit sekalipun

5. Meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit-penyakit yang disebabkan gangguan psikis dengan ketekunan dalam berdoa, seseorang akan memiliki daya tahan secara fisik karena mampu untuk menghadapi dan menjalani kehidupan dengan segala peristiwanya dalam terang Kehendak Allah, sehingga tubuh tidak menjadi mudah lemah karena beban pikiran dan pekerjaan (bhs Jawa Nrimo)

6. Membuat orang menjadi lebih terbuka terhadap kelemahan dan kekurangan sesama mereka yang tekun berdoa dengan baik memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap sesamanya karena ia akan terbantu dalam doa-doanya untuk menyadari juga kelemahan-kelemahan nya sendiri

7. Meningkatkan daya cinta kasih kepada diri sendiri dan orang lain ketekunan dalam doa membuat seseorang memiliki relasi intim dengan Tuhan Allah. Allah sendiri adalah kasih maka mereka yang tekun berdoa niscaya memiliki daya cinta kasih yang lebih kepada diri sendiri dan sesamanya. Mereka yang terjerumus dalam narkoba pastilah orang yang tidak tekun berdoa karena tidak mampu mencintai dan mengasihi diri sendiri

8. Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan diri. Seseorang yang dalam hidupnya tekun untuk berdoa akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih maksimal, karena ia akan semakin memahami talenta-talenta yang Tuhan berikan dan bagaimana seharusnya dikembangkan

9. Menjadikan yang tidak baik menjadi baik setiap orang yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan untuk merubah yang tidak baik menjadi baik, dibandingkan mereka yang malas berdoa justru menjadikan yang baik menjadi buruk

10. Layak menerima keselamatan. Dengan berdoa tekun seseorang mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat dan bahkan karena relasinya yang baik dengan Allah selagi di dunia ini ia juga akan mengalami yang sama kelak di keabadian
selengkapya...

Kamis, 11 Februari 2010

Peta Impian

Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tau dimana titik akhir dari perjuangan. Dan segera setelah mencapai impian itu, kita dapat menggantikannya dengan impian lain yang belum tercapai.

Sahabat, dalam meraih impian, kita perlu strategi dan peta. Sehingga saat berjalan dan bertemu dengan hambatan, kita dapat memilih untuk melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah impian, hanya mengubah arah jalan saja.

Bayangkan anda berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat.
Lima puluh kilometer di depan anda adalah sebuah pulau, dan di
pulau itu terdapat semua yang anda inginkan dan cita-citakan.
Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itu
semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakang
cakrawala. Tapi cakrawala yang mana…?

Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio, telepon,
dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salah
akan membuat anda melenceng jauh sekali dari pulau impian,
sementara di sekeliling anda yang terlihat cuma laut dan langit.

Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai di pulau impian.
Tetapi bila anda salah arah – anda bisa kehabisan bahan bakar
sebelum bisa mencapai pulau impian.

Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengerti
kegunaan hidup anda – adalah sama dengan dilema pulau impian.
Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainya
anda harus mengetahui peta impian. Yaitu apa, di mana, dan bagaimana mencapainya. Anda mutlak mengetahui arah untuk mencapainya. Tentukan peta anda sekarang – untuk dapat mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat mungkin – dan selanjutnya anda tinggal mengarahkan speedboat anda ke pulau impian… Untuk selanjutnya, Anda meraihnya, merengkuhnya, dan tersenyum dengan bangga, “Inilah impianku, dan aku telah mendapatkannya.”
==========
Sahabat, berhentilah sejenak dan mari kita saling mendoakan,doa untuk sahabat kita, orang tua kita, orang yang kita cintai, serta tak lupa admin web ini :) . Semoga peta menuju impian hidup yang kita rancang, diridhoi Allah SWT. Kita sadari tubuh kita, nyawa kita dan nafas kita, sepenuhnya adalah miliknya. Tiada satupun peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, tanpa ridhoNya. Selamat berjuang sahabat… Impian itu, sudah rindu untuk kita rengkuh, dan kita peluk.
selengkapya...